semangat dan senyum, say

hari ini kamu harus tetap tersenyum,cz km maniz dan bguna...
seperti LOTUS
BS DI AIR DAN Di DARAT

Minggu, 27 Juni 2010

cerpen pertama

Pontianak, 26 Juni’10, 01:10pm
KEHILANGAN KADO
Hubungan ini telah terjalin 2 tahun lamanya, ketika hujan turun dan kami berteduh di halte bis di pinggir jalan raya.
“ basah, gak?” terdengar olehku seperti pertanyaan basa – basi yang basi tapi aku Cuma tersenyum dan menjawab,
“lumayan, abang ?” balasku ketularan basinya, come on!!! Sudah 2 tahun masih saja basi seperti ini. Ah, tak apa, masih bagus ada percakapan diantara kami, biasanya Cuma diam dan senyum.
“ rame juga neh, yang berteduh disini...” komentar basi Rangga sang pencuri hatiku ini,he,he
“adek ada ide brilian neh!..gimana kalau kita terobos saja, sekalian mandiin motor antik ini...” tawarku agak ragu bakal diterima.
“ adek tak mau berlama – lama dengan abang lagi ya...tapi tak apa – apa deh, yuk kita lanjut!” jawabnya bersemangat, sedang aku hanya berkerut kening dan tersadar saat Rangga berteriak memintaku untuk cepat duduk di boncengannya.
“ siap ya...yok kita come on!” kami melesat diantara kerumunan kendaraan yang sama – sama ingin cepat. Kami adalah manusia berrsemangat kodok yang terus saja bersemangat di saat hujan terus mengguyur bumi, dan bermental setengah kambing karena berusaha cepat sampai tujuan agar air tidak terus mengguyur tubuh kami. Satu lagi manusia yang bermental kambing 100% adalah bagi mereka yang dengan lapang dada berteduh di tempat – tempat yang cukup aman bagi dirinya agar tidak tertimpa air dari langit ini. Namun, tidak ada yang mempermasalahkan hal ini karena tidak ada satupun tokoh intelektual di dunia mengakui opini ini, dan ku harap tidak ada.
Di tengah lamunanku yang melayang jauh ke teori – teori tentang mental manusia, tiba – tiba aku dikejutkan dengan suara keras Rangga yang membentakku cukup keras hingga pada akhirnya kusadari bahwa aku tertidur dalam perjalanan, koq bisa??? Aku juga tak tahu. Baiklah karena aku telah sampai di kos maka sebaiknya tidur aku lanjutkan di kamarku. Da-da, Abang...gumamku dalam hati dan rangga telah berlalu dengan cepatnya.
ΩΩΩΩ------ΩΩΩΩ
“ tidaaaaaaaak.....!” aku bergegas bangun, mencari hape-ku, menyalakan notebookku, ada yang harus kulakukan. Hape-ku low batt, notebookku juga, listrik tidak menyala, Rangga datang dengan muka masam menggedor pintu kamarku, aku berteriak.....terkejut dan ternyata Cuma mimpi, ya mimpi yang aneh. Aku memang harus bangun lebih awal, persiapan diri untuk masuk kuliah lagi setelah liburan sekejap yang kuperoleh. Rutinitaspun otomatis berjalan, aku gosok gigi, mandi lalu sholat subuh dll. Aku berangkat ke kampus sendirian, orang – orang yang memadati jalan di mataku hanyalah seperti susunan antrean galon minyak tanah, wajahku mengkerut sepanjang perjalananku ke kampus, mataku bengkak dan bertambah kecil ukurannya karena bergadang semalaman, menunggu. Suasana hatiku tak enak banget serasa dipaksa makan durian, ingin muntah ingin menghindar ingin menangis. Betapa tidak, HARI INI ULTAHKU, KAWAN!!! Tak satupun teman – temanku yang ingat tak terkecuali sang pencuri hatiku, aku menunggu kabar dan doa baik dari teman – teman sejawatku, hingga 1 hari pasca hari ultahku, tak ada sobat yang menghubungiku, nasibku benar – benar malang.
Di kampus, suasana masih sepi. Aku menangis sepuasnya di kelas yang tak bersuara. Aku baru ingat jika hari ini aku masuk siang bukan pagi – pagi seperti ini. Cukup sudah penderitaanku. Hancur lebur hatiku tidak lebih sakit daripada diputuskan sang kekasih yang telah mendua.
Sahabat...
Kalian kemana...kemarin kemana...
Ingatkah kalian kemarin adalah hari spesial untukku...
Hari yang pernah kalian ramaikan dengan canda tawa dan doa khusus untukku
Kini, aku masih menginginkannya...
Tak satupun kudapatkan kabar dari kalian..
Sama seperti pangeranku,
Tak kudapat semua itu,
Tolong, jangan buat hatiku mendendam,
Jangan buat mataku menangis,
Hubungi aku dan jangan lupakan aku.
Kurasa tangisku sudah cukup, aku pulang dengan hampa. Aku termenung sepanjang jalan meskipun terus berusaha untuk konsen dalam berkendara tapi masih saja aku harus rela menerima umpatan dari pengendara lain. Bagiku tak masalah, di telingaku suara – suara mereka hanya terdengar seperti suara – suara angin ribut. Aku sampai di kos, aku tertidur, letih hingga gedoran pintulah yang membangunkanku, aku bangun dengan mata sembab dan penampilan kucel.
“ ada apa, Bang ?” tanyaku malas, sekilas ku pandang rangga menatapku terkesima.
“hai, jelek! Selamat ulang tahun ya...gak mau cuci wajah dulu?” ucap Rangga agak ragu, aku langsung berdiri dan segara melaksanakan saran yang terdengar di telingaku sebagai perintah.
“ ne, kado untuk yayangku...maaf ya telat, Abang lupa.” Ucapnya jujur dengan nada santai. What????? Aku cukup terkesima, terpukau dan terangsang untuk ngomel, ajaibnya lidahku kali ini bersikap tidak patuh terhadap otak yang memerintahkan untuk ngomel, tak ada satu katapun yang keluar dari mulutku. Aku terus terdiam.
“ dapat kado apa saja?di buka saja kadonya, gak apa – apa kok..” ujar Rangga mengalir bebas hambatan. Aku melirik sejenak, sikapnya merangsang lidahkku untuk berfungsi lagi. Aku menarik napas panjang.
“ kado dari siapa? Ini adalah kado pertamaku dan mungkin yang terakhir di ultahku kali ini. Kawan – kawanku sedang banyak kesibukan, ada yang tidak ada pulsa dan ada yang kekurangan waktu untuk hal – hal pribadinya, ada juga yang mengurus umatnya, ada yang sedang larut dalam pencariannya dan masih banyak lagi alasan – alasan yang dapat Abang karang sendiri sebagai pembelaan positif untuk kawan – kawanku yang tidak sempat mengingat ultahku.” Aku terdiam untuk mengatur napas, menahan tangis yang memaksa keluar.
“aku berusaha menyadari bahwa tidak semua orang yang menganggap hari kelahiran adalah moment yang paling penting bagi seorang manusia yang sangat membutuhkan orang – orang terdekatnya untuk memotivasi agar lebih giat hidup seiring bertambahnya usia. Mungkin hal ini adalah hal yang remeh tapi sangat berarti sekali bagiku, karena itu aku akan melakukan apa yang orang lakukan kepadaku. Hal itu disebabkan pikiran positifku yang menyatakan kemungkinan sikap seperti ini adalah yang terbaik bagiku sehingga sikap baik ini akan kulakukan ke orang – orang tersebut.....” Aku menangis bercampur kesal hingga kata “ aku “ yang keluar dari bahasa lisanku cukup mengejutkan Rangga yang kini giliran menghela nafasnya.
“maafkan Abang, dek...berpikir positif dan berbuat yang lebih baik dari orang lain, Abang rasa lebih bijak dan membantu memperbaiki hati adek yang menangis ini. Adek tampak lelah sekali, sebaiknya istirahat saja gak usah kuliah, kadonya di buka nanti saja. Abang berencana mengajak adek jalan malam ini, semoga adek bisa lebih sehat. Ok, abang berangkat kuliah dulu ya..” putus Rangga dengan suara parau dan perlahan beranjak meninggalkanku sendiri lagi, aku diam saja memandangi kepergiannya.
Aku kembali tertidur.
ΩΩ---ΩΩ
Malam, aku merasa segar, aku mempersiapkan diri untuk jalan dengan Rangga. Aku duduk dengan tenang di teras . pikiranku menerawang, senyumku mulai terkembang, bersyukur karena masih ada kekasih disampingku.
“Tit,tit,tit” ada sms masuk, aku tersenyum menebak isi smsnya dari Rangga yang mengabarkan untuk menuggunya di teras, lalu kubuka dan kubaca pesannya yang membuatku cukup shock.
“ maaf, yank..teman – teman SMA Abang ngajak ngumpul, besok saja ya, kita jalan. Gimana hadiahnya? Lucu, kan...pasti yayang tertawa ya...” isi sms yang polos dan ringan. Tanganku bergetar membacanya, bergegas aku masuk kamar dan mencari kadonya, dengan air mata yang mengalir deras kubuka kado pemberiannya, seketika aku langsung pingsan.
Ω----ΩΩ----Ω
Di pagi yang cerah ini, aku telah hidup normal. Aku tak lagi murung, aku tak lagi gundah, aku Cuma menjadi pribadi baru yang banyak diam. Semuanya berjalan normal dan statis termasuk “deodoran” hadiah dari Rangga yang tak pernah ku pakai, ku pajang di tepi dinding saja.
Cause everything gonna be ok!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar