semangat dan senyum, say

hari ini kamu harus tetap tersenyum,cz km maniz dan bguna...
seperti LOTUS
BS DI AIR DAN Di DARAT

Jumat, 16 Juli 2010

linguistik dasar sekali

A. Sejarah Perkembangan Linguistik
Istilah linguistic dipergunakan pada pertengahan abad ke – 19.dalam hampir setiap buku pengantar dan pegangan mengenai linguistic dikatakan bahwa linguistic merupakan sebuah ilmu yang mempelajari bahasa sebagai bagian kebudayaan berdasarkan struktur bahasa tersebut.
Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan manusia, bahasa merupakan alat perekam kebudayaan yang dianalisis menurut fungsinya. Orang berbicara tentang bahasa dalam agama, filsafat, hukum dsb. Studi ini berhubungan dengan pemanfatan dan penggunaan dalam kegiatan kebudayaan. Studi seperti ini disebut studi di luar bahasa yang bersifat ekstralinguistik.
Periodisasi sejarah Linguistik1
a. Zaman Yunani kuno ( abad ke – 5 SM )
Zaman ini dapat dicirikan dengan dasar-dasar pikiran filsafat. Hal - hal yang menarik adalah pertentangan antara fisis dan nomos, antara anomaly dan analogi. Periode yang mempertanyakan bahasa apakah ada hubungannya dengan alam, yakni kaum naturalis saat itu beranggapan bahwa bahasa pada umumnya mendekati apa yang ia tunjuk. Pendapat ini menghubungkan antara komposisi bunyi dengan komposisi benda yang dmaksud.
Selanjutnya, pendapat yang kedua yakni kaum konvensionalis berpendapat bahwa makna bahasa diperoleh dari hasil – hasil tradisi dan kebiasaan – kebiasaan berupa persetujuan diam. Periode ini dibedakan atas : P. plato, P. aristoteles, P. kaum stoic/stoisi, dan Alexandria
b. Zaman romawi
Besarnya pengaruh kebudayaan romawi terhadap Eropa dan peranaan Yunani pada Eropa. Dalam ilmu linguistic mendapatkan pengajaran dari hubungan mereka dengan karya ilmiah Yunani.
c. Zaman pertengahan
Dicirikan dengan jatuhnya kekaisaran Romawi sebagai satu kesatuan dan munculnya Renaissance. Tokoh - tokohnya diantaranya : Boethius yang melakukan terjemahan karya - karya Aristoteles. Pokok masalah yang diutamakan adalah etimologi dan tata bahasa preskriptif.
d. Linguistic abad ke – 19
Yang paling menonjol pada abad ini adalah perkembangan linguistic historis dan linguistic komparatif, karena ada penemuan - penemuan baru naskah - naskah India. Bangsa Jerman juga berperan. Dalam penghujung abad ini awal dari strukturalisme.
e. Linguistic abad 20
Disebut pula abad linguistic modern atau puncak strukturalisme. Tempat linguistic sebagai Satu ilmu yang otonom dan bahasa mendapatkan otonomitasnya sebagai objek yang dapat ditelaah secara ilmiah, maka perkembangannya pun sangat pesat. Tiap Negara, wilayah dan hampir lima tahun muncul tokoh – tokoh baru, gagasan baru dan pendirian - pendirian baru. Linguistic pada abad ini ditandai juga dengan perkembangan yang dianggap sebagai revolusi dalam teori - teori kebahasaan.

B. Pengertian dan Objek Penelitian Linguistik
Secara popular, linguistic adalah ilmu tentang bahasa, ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Martinet , yaitu : telaah ilmiah mengenai bahasa manusia.
Kata linguistik ( berpadanan dengan linguistics dalam bahasa inggris, linguistique dalam bahasa perancis, dan linguistiek dalam bahasa Belanda ) diturunkan dalam bahasa latin lingua yang berarti “ bahasa “. Linguistic dalam bahasa Perancis mempunyai dua istilah, yaitu langue { mengacu pada suatu system bahasa tertentu } dan langage { sisstem bahasa manusia secara umum } dengan makna yang berbeda.
Menurut Langacker ( 1973:35 ) mengatakan : “ linguistics is the study of human language “. Menurut Lyons ( 1975:1) berpendapat “ linguistic adalah studi ilmiah tentang bahasa “. Sedangkan Stork dan Widdowson ( 1985:15 ) yang mengatakan, “ linguistics is the study of language “. Berdasarkan pendapat yang dikemukan di atas maka di tarik kesimpulan bahwa linguistic adalah studi bahasa manusia secara ilmiah.2
Pendapat ahli ilmu bahasa ( linguistic ), ada 2 yang berbeda yaitu :
1. IB sebagai suatu ilmu harus bersifat otonom dan berdiri sendiri, berusaha mempelajari bahasa dengan seluk beluknya, seperti apa hakekat bahasa yang menyebabkan adanya teori –teori kebahasaan, bagaimana cara mempelajarinya, serta apa fungsinya dalam kehidupan manusia. Ilmu murni yang berusaha mempelajari dan menganalisis objeknya sesuai dengan teori kebahasaan yang dianutnya tanpa memperhatikan kegunaan atau fungsinya dan tidak berurusan sama sekali dengan pengajaran bahasa.
2. IB sebagai ilmu murni dan memikirkan cara- cara penerapannya di dalam kehidupan sehari - sehari untuk kepentingan manusia, justru melahirkan ilmu bahasa terapan.

Pendapat guru bahasa, ada 2 pendapat juga :
1. PB tidak terlepas dari IB, Jadi guru bahasa harus mempelajari IB juga, IB dianggap sebagai alat yang digunakan untuk memecahkan segala masalah yang berhubungan dengan PB
2. PB dan IB meskipun berurusan dengan objek yang sama yaitu bahasa, tapi harus dipisahkan. IB adalah suatu ilmu yang bersifat teoritis dan tugasnya terbatas pada penyusunan teori kebahasaan dan menganalisis bahasa menurut model yang disepakati. PB adalah ilmu yang bersifat praktis serta pragmatis dengan tujuan utamanya adalah menyukseskan hasil pengajaran bahasa yakni murid menguasai bahasa sasaran sebagai alat komunikasi yang baik. Pragmatisme yang dimaksud implikasi bahwa bahasa diajarkan bukannya sebagai sistem bunyi saja, tapi sebagai alat komunikasi yang ada kaitannya dengan sikon.
Linguistic sangat mementingkan data empiris dalam melakukan penelitiannya, sehingga linguistic menggunakan metode induktif dan metode deduktif. Cara kerja secara induktif ini dimulai dengan mengumpulkan data empiris yang akan dianalisis dan diklasifikasi untuk ditarik kesimpulan umum dari data empiris tersebut. Secara induktif dimulai dengan mengumpulkan data – data khusus untuk ditarik kesimpulan umum. Penarikan kesimpulan secara induktif ini berdasarkan kesimpulan umum yang telah ada. Objek penelitian linguistic adalah bahasa. Pandangan linguistic terhadap bahasa adalah :
1. Linguistik melihat bahasa sebagai bunyi, yang menjadikan bahasa lisan sebagai yang primer, sedangkan bahasa tulisan adalah hal yang sekunder.
2. Bahasa adalah sesuatu yang unik, linguistic tidak berusaha menggunakan kerangka suatu bahasa untuk dikenakan pada bahasa lain
3. Bahasa merupakan suatu system, maka linguistic mendekati bahasa sebagai kumpulan unsur yang satu dengan yang lainya mempunyai jaringan hubungan.
4. Bahasa itu adalah sesuatu yang dinamis sesuai dengan perkembangan social budaya masyarakat setempat, sehingga linguistic mempelajari bahasa secara sinkronik berarti mempelajari bahasa dengan berbagai aspeknya pada kurun waktu tertentu. Juga memepelajari bahasa secara diakronik yaitu mempelajari bahasa dengan berbagai aspeknya dan perkembangannya sepanjang kehidupan bahasa itu.
5. Bahasa bersifat empiris, linguistic lebiih memgutamakan apa yang sebenarnya diungkapkan oleh seseorang dan bukan menurut si peneliti seharusnya diungkapkan.

C. Ruang Lingkup Linguistik
Linguistic adalah disiplin ilmu yang mempelajari bahasa secara luas dan umum. Secara luas dalam artian melipputi semua aspek dan komponen kebahasaan. Secara umum berarti linguistic tidak terbatas dalam salah satu bahasa. Secara garis besar linguistic mempunyai dua ruaqng lingkup, yaitu lingkup mikrolinguistik dan lingkup makrolinguistik.3
Mikrolinguistik,
Mikrolinguistik adalah yang mempelajari bahasa dalam rangka kepentingan ilmu bahasa itu sendiri, tidak mengkaitkan dengan ilmu lain. Dalam mikrolinguistik ini meliputi bidang dan subdisiplin sebagai berikut.
a. Teori – teori Linguistik, yaitu subdidiplin linguistic yang membahas bahasa dan ilmu bahasa dari sudut pandang teori tertentu. Adapun subdisiplinnya :
- Teori tradional
- Teori structural
- Teori transformasi
- Teori tagmemik
b. Linguistic Historis, yaitu subdisiplin bahasa yang membahas bahasa secara diakronis, biasanya disertakan dengan memperbandingkan bahasa- bahasa tersebut dalam masa yang berlainan, maka sering juga di sebut linguistic historis – omparatif.
c. Perbandingan Bahasa ( linguistic komparatif ) yaitu subdisiplin linguistic yang memperbandingkan bahasa satu dengan bahasa yang lain untuk mengklasifikasikan bahasa – bahasa tersebut. Jika tujuan membandingkan bahasa tersebut untuk mencari perbedaan, maka dinamakan linguistic kontrastif.
d. Deskripsi Bahasa, yaitu tugasnya menelaah bahasa berdasarkan kenyataan yang ada pada saat ditelaah.
- Fonetik, yaitu yang menelaah bunyi, baik yang bermakna ataupun tidak mempunyai makna sama sekali.
- Fonemik, yaitu yang menelaah bunyi yang mempunyai makna.
- Morfologi, yaitu yang menelaah bentuk, proses, dan prosedur pembentuan kata.
- Sintaksis, yaitu yang menelaah struktur bahasa dari tataran frasa sampai kalimat.
- Morfosintaksis, yaitu yang menelaah struktur bahasa yang ada dipersimpangan diantara morfologi dan sintaksis
- Leksikologi, yaitu yang mempelajari bidang leksikon.
- Semantic , yaitu yang mempelajari bidang makna atau arti.
Makrolinguistik,
Makrolinguistik adalah ruang lingkup linguistic yang mempelajari bahasa berhubungan dengan keadaan di luar bahasa dan dikaitkan dengan disiplin ilmu lainnya serta bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari – hari. Makrolinguistik mempunyai dua bidang yang menjadi pembahasannya yaitu bidang linguistic interdisipliner dan bidang linguistic terapan.
a. Linguistic Interdisipliner,
- Fonetik interdisipliner, yaitu yang mempelajari bunyi bahasa dalam kaitannya dengan ilmu lain, misalnya fisika dan music.
- Sosiolinguistik, yaitu yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan factor – factor kemasyarakatan atau factor social.
- Psikolinguistik, yaitu yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan factor – factor kejiwaan si penutur dan lawan tutur.
- Etnolinguistik, yaitu yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan factor – factor etnis.
- Antropolinguistik, yaitu yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan factor – factor antropologis.
- Filologi, yaitu yang mempelaari naskah – naskah lama untuk mengetahui latar belakang kebuadayaan masyarakat pemakainya.
- Stilistik, yaitu yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan fsktor seni.
- Semiotic, yaitu yang mempelajari bahasa dalam kaitannya denagn symbol dan lambing.
- Epigrafi, yaitu yang mempelajari bahasa dalam kaitannya denagn tulisan kuno pada prasasti – prasasti.
- Paleografi, yaitu yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan pendeskripsian tulisan – tulisan kuno terutama yang berasal dari abad pertengahan.
- Etologi, yaitu yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan alat komunikasi yang dipergunakan oleh binatang.
- Etimoloogi, yaitu yang mempelajari asal usul dan sejarah kata.
- Dialektologi, yaitu yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan factor geografis.
b. Linguistic Terapan,
- Fonetik terapan, yaitu yang mempelajari bunyi bahasa dan penggunaanya di dalam praktek.
- Perencanaan bahasa, yaitu yang mempelajari bahasa untuk mengarahkan perkembangan bahasa, termasuk pembakuan bahasa.
- Pembinaan bahasa, yaitu yang mempelajari bahasa agar pemakai bahasa sadar dan patuh terhadap kaidah yang berlaku.
- Pengajaran bahasa, yaitu yang mempelajari bahasa untuk kepentingan proses belajar mengajar bahasa, baik bahasa ibu maupun bahasa asing.
- Penerjemahan, yaitu yaitu yang mempelajari bahasa untuk kepentingan pengalihbahasakan bahasa tertentu ke bahasa yang lain.
- Grafonomi, yaitu yang mempelajari cara – cara mewujudkan bahasa dalam bentuk tulisan. Grafonomi atau ortografi disebut juga ilmu ejaan.
- Grafologi, yaitu yang mempelajari tulisan dengan tujuan untuk mengetahui sifat, nasib, jodoh, dan peruntungan si penulis. Subdisiplin inii sangat erat kaitannya dengan ilmu klenik.
- Leksikologi, yaitu yang mempelajari bahasa untuk menuliskan leksikon dalam bentuk kamus, ensiklopedi daan thesaurus. Lebih dikenal dengan ilmu yang mempelajari cara penyusunan kamus.
- Mekanolinguistik, yaitu yang mempelajari bahasa untuk dipergunakan dalam menyusun program – program mekanik.
- Medikolinguistik, yaitu yang mempelajari bahasa untuk diterapkan di dalam pengobatan.
- Sosiolinguistik terapan, yaitu yang mempelajari penerapan/ penggunaan bahasa dalam komunikasi social.
D. Manfaat Linguistik
Bagi linguis : sangat membantu dalam menyelesaikan dan melaksanakan tugasnya dalam memahami karya – karya sastra dengan lebih baik, mengingat karya sastra itu menggunakan ragam bahasa khusus yang tidak sama dengan bahasa umum.
Bagi guru bahasa :
Sangat penting dalam melatih keterampilan berbahasa ( fonologi ), melatih keterampilan menulis dan mengarang ( ejaan, morfologi, sintaksis, semantic dan leksikologi ). Antara pengajaran bahasa dengan linguistic ada pandangan yang bertentangan. Pengajaran bahasa bersifat preskreptif atau normative, sedangkan linguistik bersifat deskriptif. Guru yang memahami linguistic akan dapat merumuskan kaidah – kaidah preskriptif dari kaidah – kaidah deskriptif sehingga pengajaran dapat berhasil dengan baik.
Bagi guru non bahasa :
Dalam menjelaskan mata pelajaran yang diampunya, sang guru menggunakan bahasa. Jadi, bagi guru yang paham linguistik dapat lebih mudah menyampaikan mata pelajarannya.
Bagi penerjemah :
Ilmu linguistic mutlak diperlukan bukan hanya yang berkenaan dengan morfologi, sintaksis, dan semantic saja, tetapi berkenaan dengan dengan sosiolinguistik dan kontrastif linguistic.
Bagi penyusun kamus ( leksikografer ):
Penguasaan semua aspek linguistic mutlak diperlukan. Untuk bias menyususn kamus dia harus mulai dengan menentukan fonem – fonem bahasa yang akan di kamuskan, menentukan ejaan atau grafem fonem – fonem tersebut, memmahami seluk beluk bentuk dan pembentukan kata, struktur frase, struktur kalimat, makna leksikal, makna gramatikal, makna kontekstual, dan makna idiomatical, serta latar belakang social bahasa tersebut.
Bagi penyusun buku pelajaran :
Akan member tuntunan bagi penyusun teks dalam menyusun kalimat yang tepat, memilih kosakata yang sesuai dengan jenjang usia pembaca buku tersebut.
Bagi politikus :
Bagi mereka yang memperjuangkan ideologi dan konsep kenegaraan secara lisan ia harus menguasai bahasa dengan baik. Ketika mereka menguasai linguistic dan sosiolinguistik terkait dengan kemasyarakatan, maka ia tentu akan dapat meredam dan menyelesaikan gejolak yang terjadi dalam masyarakat akibat dari pertentangan dan perbedaan bahasa.
Akan tetapi para linguis tidak menjamin temuan teoritis mereka akan berguna bagi pengajaran bahasa. akan tetapi, sumber yang paling kuat dan tepat untuk menentukan satu silabus pengajaran bahasa Indonesia adalah linguistic.
Criteria linguistic yang akan dipakai ialah linguistik sebagai ilmu murni, sosiolinguistik, dan psikolinguistik. Sumbangan linguistic terhadap pengajaran bahasa bersifat tidak langsung berupa bahan.
Penulis pembaca Objek tata bahasa
Linguis terapan
Guru sebuah bahasa asing Mensistematisasikan pengetahuan yang eksplisit dan implicit untuk pembaca dan menyajikan dalam bentuk yang secra pedagogic pantas dan cocok untuk pelajar bahasa tersebut
linguis linguis Mendeskripsikan, menggambarkan, mensahihkan teori2 tata bahasa tertentu
linguis Mahasiswa bidang studi linguistik Mengajarkan penggunaan teori2 tata bahasa dan pengujian pada bahasa tertentu
Linguis terapan Pembicaraan bhasa ibu yang terdidik Mensistematisasi dalam istilah2 linguistik agar pembaca tahu tentang bahasanya


E. Kesimpulan
1. Istilah linguistik sudah ada sejak abad 19, berasal dari perkembangan Yunani berdampak pada kerajaan Eropa dan Romawi yang ditandai dengan zaman renaissance hingga munculah linguistic modern dan terus berkembang dengan sub – sub disiplin ilmu yang masih berkaitan dengan linguistic.
2. Linguistic lebih dikenal dengan sebutan ilmu bahasa, yang menjadiakan bahasa sebagai objeknya.
3. Ruang lingkup linguistic terbagi menjadi dua, mikrolinguistik dan makrolinguistik. Mikrolinguistik adalah ilmu bahhasa yang mempelajari apa yang ada di dalam bahasa itu sendiri tanpa memperhatikan factor eksternal. Sedangkan makrolinguistik adalah ilmu bahasa yang mempelajari factor eksternal bahasa yang berhubunggan dengan ilmu non bahasa dan penerapan bahasa tersebuat dalam kehidupan sehari – hari.
4. Manfaat linguistic menyebar dan kontektual sesuai bidang masing – masing selama masih menggunakan bahasa sebagai media utama maka manfaatnya akan dirasakan akan memudahkan si pemakai dalam mengapresiasikan keahliannya,

1 komentar: