semangat dan senyum, say

hari ini kamu harus tetap tersenyum,cz km maniz dan bguna...
seperti LOTUS
BS DI AIR DAN Di DARAT

Jumat, 16 Juli 2010

manejemen pendidikan

BOOK REPORT
Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu : Dra. Nani Tursina, M.Pd
“Manajemen Pendidikan Islam karya Prof. Dr. Mujamil Qomar”

KELOMPOK 7
1. ARIFIN
2. FITRIYANI
3. THEO MANDHU
SEMESTER VI A

PROGRAM STUDI BAHASA ARAB
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAIN ) PONTIANAK
2010

A. Identitas Buku
Buku yang akan dilaporkan dalam bentuk resume ini berjudul Manajemen Pendidikan Islam “ Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam” hasil karya Prof. Dr. Mujamil Qomar, yakni Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Tulungagung. Buku ini terbitan tahun 2002 yang diterbitkan oleh penerbit Erlangga, dengan tebal 318 halaman. Buku ini menguraikan pembahasan lengkap tentang :
1. Manajemen komponen – komponen dasar pendidikan Islam, termasuk personalia, kesiswaan, kurikulum, keuangan, serta sarana dan prasarana.
2. Manajemen komponen penyempurna pendidikan Islam, termasuk layanan, mutu, struktur, konflik, hingga komunikasi.
3. Kepemimpinan pendidikan Islam, pengambilan keputusan, dan peningkatan produktivitas.

B. Resume Isi Buku
1. Seputar Manajemen Pendidikan Islam ( Arifin )
Manajemen pendidikan Islam adalaha suatu proses pengelolaan lembaga pendidikan Islam secara islami dengan cara menyiasati sumber – sumber belajar dan hal – hal terkait untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secra efektif dan efisien. Hal ini mempunyai implikasi dalam berbagai hal, yakni,.
a. Proses pengelolaan lembaga pendidikan Islam secara islami
b. Terhadap lembaga pendidikan islam
c. Proses pengelolaan pendidikan islam secara islami menghendaki adanya sifat insklusif dan ekslusif. Frase “ secara islami “ menunjukkan sikap insklusif, sedang frase “lembaga pendidikan islam” menunjukkan keadaan eksklusif karena menjadi objek langsung dari kajian ini.
d. Dengan cara mmenyiasati
e. Sumber – suber belajar dan hal – hal yang terkait
f. Tujuan pendidikan islam
g. Efektif dan efisien, berhasil guna dan berdaya guna
Pemetaan komponen definisi manajemen pendidikan Islam
Subsistem filsafat Komponen - komponen Keterangan
Ontologi • Lembaga pendidikan islam
• Sumber – sumber belajar
• Hal – hal yang terkait • Objek pengelolaan makro
• Objek pengelolaan meso
• Objek pengelolaan mikro
Epistemologi • Proses pengelolaan secara islami
• Cara menyiasati • Cara pengelolaan makro
• Cara pengelolaan mikro
Aksiologi Pencapaian tujuan pendidikan Islam Hasil pengelolaan
Gabungan aksiologi dan epistemologi Efektif dan efisien Menjelaskan keadaan aksiologi dan epistemologi: efektif menekankan pada hasil ( aksiologi ) sedang efisien menekankan pada cara ( epistemologi )

Penerapan manajemen pendidikan islam dalam pengelolaan lembaga pendidikan juga menghadapi berbagai kendala, baik yang bersifat politis, ekonomi-finansial, intelektual, maupun dakwah.
Kaidah – kaidah manajemen pendidikan Islam yang harus dirumuskan haruslah :
a. Dipayungi oleh wahyu
b. Diperkuat oleh pemikiran rasional
c. Didasar pada data – data empirik
d. Dipertimbangnkan melalui budaya
e. Didukung oleh teori – teori yang telah teruji validitasnya
Berikut ini adalah bahan – bahan keilmuan manajemen pendidikan.
a. Teks – teks wahyu
b. Perkataan para sahabat nabi, para ulama dan cendiakawan muslim
c. Perkembanagan lembaga pendidikn islam
d. Kultur komunitas dalam lembaga pendiidikan Islam
e. Ketentuan kaidah – kaidah manajemen pendidikan

2. Manajemen aneka lembaga pendidikan Islam ( Fitriyani )
Upaya pengelolaan maupun pengembangan lembaga pendidikan Islam merupakan keniscayaan dan beban kolektif bagi para penentu kebijakan pendidikan Islam. Mereka memiliki kewajiban untuk merumuskan strategi dan mempraktekkannya dengan mempertimbangkan eksistensi lembaga pendidikan Islam secara riil dan orientasi pengembangannya. Secara umum, lembaga pendidikan Islam masih tertinggal. Kita harus menerima kenyataan yang pahit bahwa posisi pendidikan Islam di Indonesia menempati “ kelas ekonomi “ walau tetap memiliki komitmen untuk menjadikannya sebagai bahan pertimbangan dalam membangun kembali di masa depan. Posisi ini melekat pada lembaga pendidikan Islam setelah bersanding dengan lembaga pendidikan Katolik dan lembaga pendidikan umum negeri. Ternyata, kedua lembaga pendidikan tersebut lebih maju dan jauh meniggalkan lembaga pendidikan Islam. Minat masyarakat muslim terhadap lembaga pendidikan Islam belakangan ini telah bergeser dari pertimbangan ideologis menuju pertimbangan rasional, karena sebagian besar lembaga pendidikan Islam itu kurang menjanjikan dan kurang responsif terhadap tuntutan dan permintaan saat ini maupun mendatang, sehingga eksistensi lembaga pendidikan Islam di Indonesia ini memang kurang diperhitungkan oleh para orangtua.
Husni Rahim menyatakan, “ masa depan pendidikan Islam dipengaruhi tiga isu besar : globalisasi, demokratisasi, dan liberalisasi Islam.” A. Malik Fajar, menyarankan bahwa pengembangan pendidikan Islam ke depan secara realistis harus disinkronkan dengann kebijakan pendidikan nasional guna membebaskan bangsa dari impitan berbagai persoalan. Beberapa priinsip orientasi strategis dalam mengembangkan pendidikan islam, yaitu :
- Orientasi pengembangan sumber daya,
- Mengarah kepada pendidikan Islam multikulturalis,
- Mempertegas misi dasar untuk menyempurnakan akhlak manusia,
- Mengutamakan spiritualisasi watak kebangsaan.
Sebelum sampai pada strategi yang detail, perlu ada perhatian tertentu pada skala prioritas guna memantapkan langkah dalam mengelola lembaga pendidikan Islam.
H.A.R Tilaar menyarankan bahwa pengelolaan pendidikan Islam sebaiknya meliputi empat langkah bidang prioritas yakni peningkatan kualitas, pengembangan inovasi dan kreativitas, membangun jaringan kerja dan pelaksanaan otda. Imam Supayogo menyatakan dalam mengembangkan kualitas lembaga pendidikan setidaknya ada dua sisi yang harus dipenuhi sekaligus. Pertama, perhatian terhadap daya dukung, meliputi ketenagaan, kurikulum, sarana dan prasarana, pendanaan serta manajemen yang tangguh. Kedua, harus ada cita – cita, etos dan semangat yang tinggi dari semua pihak yang terlibat didalamnya. Beberapa strategi yang ditawarkan dalam mengelola dan mengembangkan lembaga pendidikan Islam baik berupa pesantren, madrasah, sekolah, serta perguruan tinggi, antara lain.
a. merumuskan visi, misi, dan tujuan lembaga secara jelas serta berusaha keras mewujudkannya melalui kegiatan – kegiatan riil sehari – hari.
b. membangun kepemimpinan yang benar – benar profesional ( independen ).
c. menyiapkan pendidik yang berjiwa pendidik sehingga mengutamakan tugas – tugas pendidikan dan bertanggung jawab terhadap kesuksesan peserta didiknya.
d. menyempurnakan strategi rekrutmen peserta didik secara proaktif dengan “ menjemput “ bahkan “ mengejar bola “.
e. berusaha keras untuk memberi kesadaran pada para peserta didiknya bahwa belajar merupakan kewajiban dan kebutuhan paling mendasar yang menentukan masa depan mereka.
f. merumuskan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat.
g. menggali strategi pembelajaran yang dapat mengakselerasi kemampuan siswa yang yang masih rendah menjadi lulusan yang kompetitif.
h. menggali sumber – sumber keuangan nonkonvensional dan mengembangkannya secara produktif.
i. membangun sarana dan prasarana yang memadai untuk kepentingan proses pembelajaran.
j. mengorientasi strategi pada tradisi pengembangan keilmuan, kreativitas dan keterampilan.
k. memperkuat metodologi baik dalam hal pembelajaran, pemikiran, maupun penelitian.
l. mengkondidikan lingkungan pembelajaran yang aman, nyaman, dan menstimulus belajar.
m. mengkondisikan lingkungan yang islami baik dalam beribadah, bekerja, pergaulan sosial, maupun kebersihan.
n. berusaha senantiasa meningkatkan kesejahteraan pegawai.
Rahim menawarkan 16 macam perubahan paradigma manajemen madrasah, yakni sebagai berikut.
a. Dari sisi subordinatif ke posisi otonom
b. Dari strategi sentralistik ke strategi desentralistik
c. Dari pengambilan keputusan otoritatif ke pengambilan keputusan partisipatif
d. Dari pendekatan birokratik ke pendekatan profesional.
e. Dari model penyeragaman ke model keberagaman
f. Dari langkah prktis kaku ke langkah praktis luwes
g. Dari kebiasaan diatur ke kebiasaan berinisisatif
h. Dari serba regulasi ke deregulasi
i. Dari kemampuan mengontrol ke kemamapuan mempengaruhi
j. Dari kesukaan mengawaszi ke kesukaan menfasillitasi
k. Dari ketakukatan menerima resiko ke keberanian mengelola resiko
l. Dari pembiayaan yang boros ke pembiayaan yang efisien
m. Dari kecerdasan individual ke kecerdasan kolektif
n. Dari pendelegasian ke pemberdayaan
o. Dari oraganisasi hierarki ke organisasi egaliter
p. Dari informasi tertutup ke informasi terbagi
Konsep paradigma manajemen baru, yakni :
a. Menyederhanakan beban studi
b. Membangun profesional guru
c. Membangun kesadaran siswa
d. Memeperkuat perpustakaan dan laboratorium
e. Membangun strategi pembelajaran yang akselarsi
f. Membangun asrama siswa
g. Menerapkan praktik berbahasa Arab dan Inggris secara ketat
Azyumardi Azra mengajukan beberapa rekomendasi untuk pengembangan IAIN / STAIN ke depan, yaitu sebagai berikut.
a. Reformulasi tujuan IAIN / STAIN
b. Restrukturisasi kurikulum
c. Simplikasi beban perkuliah
d. Dekompermentalisasi
e. Liberalisasi sistem SKS

3. Manajemen komponen – komponen dasar pendidikan Islam ( Fitriyani )
Yakni pengelolaan komponen – komponen yang mutlak harus ada dalam proses pendidikan Islam.
a. Manajemen personelia pendidikan Islam
E. Mulyasa menngatakan bahwa manajemen personalia bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien guna mencapai hasil yang optimal, namun dengan tetap dalam kondisi yang menyenangkan.
Selanjutnya manajemen personali mencakup tujuh komponen, yaitu ( 1 ) perencanaan pegawai, ( 2 ) pengadaan pegawai, ( 3 ) promosi dan mutasi, ( 4 ) pemberhentian pegawai, ( 5 ) pembinaan dan pengembangan pegawai, ( 6 ) kompensasi, dan ( 7 ) peniilaian pegawai.

b. Manajemen kesiswaan pendidikan Islam
Yakni pengelolaan kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik mulai dari awal masuk hingga akhir dari lembaga pendidikan. Bertujuan mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajjaran di sekolah dapat lancar, tertib, teratur serta mampu mencapai tuujuan pendidikan sekolah.

c. Manajemen kkurikulum pendidikan Islam
Kurikulum pendidikan Islam mempunyai ciri – ciri tertentu. Al – Syaibani mencatat ciri – ciri tersebut sebagai berikut.
a. Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan, kandungan, metode, alat dan tekniknya.
b. Memiliki perhatian yang luas dan kandungan yang menyeluruh
c. Memiliki keseimbangan antara kandungan kurikulum dari segi ilmu dan seni, kemestian, pengalaman dan kegiatan pengajaran yang beragam.
d. Berkecendrungan pada seni halus, aktivitas pendidikan jasmani, latihan militer, penegtahuan teknik, latihan kejuruan dan bahasa asing.
e. Keterkaitan kurikulum dengan kesediaan, minat, kemampuan, kenutuhan dan perbedaan perorangan di antara mereka.
Adapun pada tahap pelaksanaan kurikulum menurut Panduan Manajemen Sekolah meliputi tahap perencanaan, pengorganisasian dan koordinasi, pelaksanaan, serat pengendalian.

d. Manajemen keuangan pendidikan Islam
Sumber keuangan atau pembiayaan pada suatu sekolah secara garis besar dapat dikelompokan menjadi tiga sumber, yaitu :
1. Pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah, maupun keduanya, bersifat umum dan khusus serta diperuntkan bagi kepentingan pendidikan.
2. Orang tua atau peserta didik.
3. Masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat.
Manajer lembaga pendidikan islam harus menjaga kepercayaan para pemberi dana dan juga pihak lain. 1. Penggunaan anggaran harus benar-benar sesuai dengan program yangmenggali dana secara kreatif direncanakan. Setiap penyimpangan rencana anggaran harus disertai alas an, 2. Anggaran harus digunakan seefisien mungkin, 3. Dalam pelaksanaan kegaiatan harus ada penghematan, 4. Pengeluaran dana harus melalui prosedur. Jadi inti manajemen keuangan dalam pendidikan Islam adalah menggali dana secara kreatif dan maksimal, menggunakan dana secara jujur dn terbuka, mengembangkan dana secara produktif dan memepertanggungjawabkan dana secara objektif.
e. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan Islam
Sarana dan prasarana penndidikan dalam lembaga pendidikan Islam sebaiknya dikelola dengan paling baik Dengan ketentuan berikut.
- Lengkap, siap dipakai setiap saat, kuat dan awet
- Rapi, indah, bersih, anggun, dan asri
- Kreatif, inovatif, responsif dan variatif
- Memilki jangkauna waktu penggunaan yang sangat panjang
- Memilik tempat khusus untuk beribadah
Sekolah juga harus memiliki program perawatan preventif yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja,memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan prasarana sekolah, melestarikan kerapian dan keindahan, serta menghindarkan dari kehilangan.

4. Manajemen Komponen Penyempurna Pendidikan Islam ( Fitriyani )
Hubungan sekolah dengan masyarakat harus dijalin, yang bertujuan antara lain sebagai berikut:
1. Memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak
2. Memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat
3. Menggairahkan masyarakt untuk menjalin hubungan dengan sekolah
Untuk menjalin hubungan dengan masyarakat james j. Jones menawarkan lima cara yaitu :
1. Melalui aktivitas-aktivitas para siswa kurikuler
2. Melalui aktivitas-aktivitas para pengajar
3. Melalui kegiatan ekstra kurikuler
4. Melalui kunjungan masyarakat atau para orang tua ke lembaga pendidikan
5. Melalui media massa
Hubungan sinergis kepercayaan, pendekatan dan respon
no Kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan Islam Pendekatan yang dilakukan manajer Respon masyarakat terhadap lembaga pendidikan islam
1 Tinggi aktif Positif
2 Tinggi Sedang Cukup positif
3 Tinggi Pasif Agak positif
4 Sedang Aktif Ada peningkatan
5 Sedang Sedang Pasif
6 Sedang Pasif Agak negatif
7 Rendah Aktif Sedikit peningkatan
8 Rendah Sedang Negatif
9 rendah Pasif Negatif sekali

Pidarta menegaskan bahwa peranan manajer dalam meningkatkan hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat ialah menjalani kerjasama yang erat dengan para tokoh masyarakat termasuk pimpinan formal, dalam rangka membina pendidikan disekolah.
Untuk melaksanakan management masyarakat pendidikkan islam secara optimal, sebaiknya ditempuh beberapa strategi berlapis dari yang bersifat usaha internal maupun eksternal. Urutan strateginya sebagai berikut.
1. Membangun citra yang baik
2. Membangun kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikkan islam
3. Menyosialisasikan an memublikasikan kelebihan – kelebihan lembaga pendidikkan islam
4. Mengundang masyarakat luas untuk berkunjung kedalam lembaga pendidikkan islam
5. Mengunjungi tokoh – tokoh masyarakat
Adapun pelanggan pendidikkan terdiri dari dua jenis, internal dan eksternal. Dalam panduan management sekolah PMS telah dirinci para pelaku masing-masing pelanggan itu
1. Internal terdiri atas guru, pustakawan, laboran, teknisi, dan tenaga administrasi
2. Eksternal yakni pelanggan primer yaitu siswa, pelanggan sekunder ( orang tua, pemerintah dan masyarakat ), dan pelanggan tersier ( pemakai atau penerima lulusan )
Menurut Mulyasa ada sifat layanan yang harus diwujudkan oleh kepala sekolah agar pelanggan puas, yakni layanan yang sesuai yang dijanjikan mampu menjamin kualitas pembelajaran, lingkungan sekolah kondunsif memberikan perhatian penuh pada peserta didik dan cepat tanggap terhadap kebutuhan peserta didik.
Hal yang perlu diperhatikan oleh manager lembaga pendidikkan islam.
1. Berusaha memuaskan peserta didik dengan melengkapi fasilitas belajar, meningkatkan profesinalisme pengajar, dan mengondisikan lingkungan belajar yang kondusif
2. Berusaha memuaskan pegawai dengan cara meningkatkan kesejahteraan, perhatian, dan menjaga hubungan harmonis
3. Berusaha meyakinkan orangtua peserta didik tentang kebaikkan lembaganya dan melibatkan orangtua
4. Usaha membuktikan kemampuan peserta didik maupun alumni
5. Berusaha mewujudkan lingkungan lembaga yang berpendidikkan lembaga islami
Permasalahan mutu didalam lembaga pendidikkan islam merupakan permasalahan yyang paling serius dan paling komplek. Laporan bank dunia tahun 1999 bahwa salah stu penyebab menurunnya mutu pendidikkan persekolahan di Indonesia adalah kurang profesionalnya kepala sekolah sebagai manajer pendidikkan ditingkat lapangan
Mutu-mutu komponen yang menjadi fokus perhatian kepala sekolah yakni,
1. Siswa, menyangkut kesiapan dan motivasi belajarnya
2. Guru, menyangkut kemampuan profesional, personal, dan sosial
3. Kurikulum, menyangkut relevansi isi dan operasionalisasinya
4. Dana, sarana, dan prasarana, menyangkut kecukupan dan efektifitas dalam mendukung proses pembelajaran
5. Masyarakat menyangkut partisipasi mereka
Upaya peningkatan mutu perluasan mutu pendidikkan membutuhkan sekurang-kurangnya tiga faktor utama yaitu,
1. Kecukupan sumber-sumber pendidikkan meliputi kualitas tenaga pendidikkan biaya dan sarana belajar
2. Mutu proses belajar mengajar
3. Mutu keluaran dalam bentuk pengetahuan, fisika, keterampilan dan nilai-nilai
Menurut Malik Fadjar, diperlukan strategi mutu pendidikkan yang berorientasi dan akademik bisa ditempuh dengan cara berikut.
1. Quality assurance kepada semua lembaga pendidikkan
2. Menjamin kesejahteraan tenaga kependidikkan
3. Mendorong daerah dan lembaga untuk dapat memobilisasi berbagai sumber dana
Menurut panduan manajemen sekolah konflik yang terjadi di sekolah dapat terjadi disetiap tingkat.
1. Intrapersonal
2. Interpersonal
3. Intragroup
4. Intergroup
5. Intraorganisasi
6. Interorganisasi
Jenis dan bentuk komplek itu memiliki implikasi dan konsekuensi bagi lembaga pendidikkan islam karena manajer memiliki peran yang funsional dalam mengelola konflik dan diharapkan mampu mengelolanya sehingga menghasilkan bagi semua pihak. Ada lima tahap konflik.
1. Tahap laten yaitu perbedaan faktor individu organisasi dan lingkungan
2. Tahap konflik yang sudah terassa
3. Tahap perbedaan pendapat yang bertentangan
4. Tahap konflik terbuka
5. Tahap pasca konflik terbuka
Ada delapan prinsip yang dilakukan agar komunikasi di sekolah dapat dikerjakan dengan efektif.
1. Berfikir dan berbicara dengan jelas
2. Ada sesuatu yang penting untuk disampaikan
3. Ada tujuan jelas
4. Penguasaan masalah
5. Pemahaman proses komunikasi dan penerapannya
6. Mendapatkan empati dari komunikan
7. Selalu menjaga kontak mata, menjaga suara, dan ucapan
8. Komunikasi harus direncanakan


5. Kepemimpinan Pendidikan Islam, Keputusan, dan Produktivitasnya ( Theo Mandhu )
Hubungan antara manajemen dan kepemimpinan oleh Sondanng P. Siagian, inti manajemen adalah kepemimpinan. Dalam islam kepemimpinan sangat penting sehingga mengharuskan setiap perkumpulan memiliki pemimpin. Produk pendidikkan harus menghasilkan tenaga profesional, untuk itu dibutuhkan figur pemimpinan yang handal yakni menurut Atmodiwiryo adalah pemimpin-pemimpin pendidikkan yang mampu melahirkan berbagai konsep pendidikkan yang bisa mewadahi adaptasi perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi, sehingga mereka siap menghadapi perubahan-perubahan akibat era globalisasi.
Menurut H.A.R Tilaar, pemimpin adalah jendral lapangan yang mengendalikan strategi dan taktik untuk melaksanakan program yang telah disepakati. Pemimpin haruslah berkonsentrasi dalam pemikirabn, lalu bertindak memajukan lembaga pendidikan Islam sehingga mampu bersaingdengan lembaga – lembaga pendidikan lainnnya yang maju serta dapat menjaga kualitas. Menurut para ahli, tipe dasar kepemimpinan adalah otoriter, demokratis dan laissez faire. Dari tiga tipe dasar kepemimpinan itu timbul tipe kkepemimpinan lain, misal tipe konstruktif, konsultatif, partisipatif, dan delegatif. Yang menjadi kecendrungan umum adalah tipe kepemimpinan demokratis, sedangkan pada tipe pengembanagn adalah tipe kepemimpinan partisipatif, karena kedua tipe ini paling sesuai dengan selera dan tuntutan masyarakat yang mengingninkan transparansi dalam organisasi.
s

1 komentar:

  1. INI BENER KAH BUKU NYA ?? BUKAN NYA MUJAMIL QAHAR TERBITAN TAHUN 2008 BUKAN 2002

    BalasHapus