semangat dan senyum, say

hari ini kamu harus tetap tersenyum,cz km maniz dan bguna...
seperti LOTUS
BS DI AIR DAN Di DARAT

Senin, 28 Juni 2010

baca aja

Kewajiban perempuan di khitan
Kata khitan sering didengungkan di masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Muslim dunia. khitan yang mengandung makna penyucian bagi umat muslim, juga dilakukan oleh kkaum Yahudi yang mengartikannya sebagai perjanjian rohani kepada Tuhan. Sedangkan bagi umat Nasrani yang berpusat di Roma, melarang umatnya untuk melakukan khitan tetapi diganti dengan pembaptisan. Perilaku khitan ini adalah warisan tradisi agama dari masa Ibrahim. Jika pada laki – laki disebut khitan maka bangsa arab pada perempuan disebut khifadh, di Indonesia kata khitan diperuntukkan untuk laki – laki dan perempuan. Cara khitan pada laki – laki dengan mengiris ( membelah ) kulup klitoris. Adapun cara khitan pada perempuan jika diurut dari masa dahulu berbeda – beda. Ada yang cuma membasuh ujung klitoris, ada yang hanya menoreh ujung klitoris dengan menususkkan jarum,dan ada pula yang membuang sebagian bahkan keseluruhan klitoris. Ada lagi cara yang paling tragis bagi para pembaca yang mengetahuinya, dengan menjahit labia mayora ( bibir luar ) secara keseluruhan sebelumnya klitoris si perempuan itu dibuang dahulu. Hal ini dimaksudkan agar peremppuan selalu menjaga keperawanannya dan tidak bersikap genit. Praktek – praktek seperti ini masih terjadi di belahan bumi lainnya tapi dengan skala yang telah berkurang. Negara yang masih melakukan praktek seperti ini anntara lain di New Guinea, Kepulauan Melayu, Australia, Mesir, Eropa di bagian selatan, Ethiopia, Amerika, masyarakat muslim di asia barat dan India. Fauzi Ahmad menyatakan ada empat cara khitan pada perempuan yang masih dilestarikan di negara – negara tersebut.( 2007:70 )
1. Khitan biasa, mengiris ( membelah ) kulup klitoris, sebagaimana yang dikenali di negeri – negeri muslim sebagai sunat.
2. Penghilangan, menghilangkan glan clitoridis ( ujung klitoris ) atau bahkan seluruh klitoris dan sebagaian terkadang sebagian atau seluruh labia minora ( bibir kecil kemaluan ).
3. Infibulasi, yang dikenal dengan khitanan fir’auni ( sadis dan kejam ) yaitu menutup sebagian mulut kemaluan setelah dipotong sejumlah jaringan kelamin dan yang paling radikal seluruh bagian bibir luar dan dalam, serta klitoris dihilangkan.
4. Introsisi, memotong samppai ke liang kemaluan atau menyobek kerampang denga menggunakan benda tajam. Dikenal sebagai yang paling kejam drai praktek pengrusakan alat kelamin perempuan.

Cara penyunatan ( khitan ) yang demikian, sangat mengerikan. Nasib perempuan di negara – negara tersebut tidak cukup baik, apalagi mayoritas negara – negara tersebut beragama Islam, bukannya Islam membawa keselamatan dan ketentraman jiwa bagi pemeluknya malah membuat suatu ketakutan yang mendasar bagi satu kaum lainnya. Praktek – praktek seperti itu memang jarang ditemukan di Indonesia kecuali poin satu, yang masih subur di Indonesia yang menngatasnamakan agama “ jika islam maka harus di sunat “ begitulah kira – kira testimoni dari orangtua saya yang mempunyai anak perempuan sebanyak empat orang.
Jika di cari lagi nash atau dalil yang mewajibkan perempuan dikhitan, maka kita tidak akan menemukan nash atau dalil yang pasti tentang hal itu. Sekali lagi, semua ini adalah tradisi yang diturunkan dari mas Ibrahim sebagaimana tradisi Qurban. Khitan pada perempuan mendapatkan hukum yang berbeda dari empat madzhab yang berbeda pula. Imam hanafi menyatakan bahwa khitan pada perempuan adalah sekedar perbuatan baik yang boleh dilakukan. Jadi pada praktiknya, para pengikut madzhab ini diperbolehkan untuk tidak mempraktekan khitan pada perempuan. pendapat yang terlontar dari madzhab Maliki tidak terlalu berbeda, Cuma imam Maliki mengkategorikan perbuatan khitan pada perempuan adalah sesuatu yang baik setingkat dengan sunnah muakkad, jadi para pengikutnya sangat dianjurkan untuk melakukan khitan untuk perempuan yang dipandang sebagi amal saleh. Selanjutnya, madzhab Syafi’i dengan tegas menyatakan bahwa khitan pada perempuan adalah suatu perbuatan yang wajib dilakukan pada setiap perempuan muslim. Terakhir pendapat dari madzhab Hambali yang menganggap perbuatan ini lebih demokrasi karena tidak ada kesepakkatan yang pasti untuk membolehkan ataupun melarang perbuatan khitan pada perempuan.
Dikaitkan dengan consensus di bidang medis, melarang khitan pada perempuan, hal ini terkait dengan komplikasi yang akan terjadi jika khitan itu dilakukan pada perempuan. Para mahasiswanya dihimbau untuk lebih mengutamakan pemberikan suatu bimbingan kesehatan reproduksi perempuan. Khitan pada perempuan dianggap sebagai bagian dari adat dan tradisi agama tertentu. Sedangkan pada laki – laki sangat dianjurkan untuk disunat dengan memotong sedikit ujung klitoris karena bagian ujung tersebut ada kotoran yang berefek pada kesehatan reproduksi laki – laki. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari segi medis keuntungan dari khitan pada perempuan tidak membawa dampak positif yang signifikan tetapi harus lebih ditekankan pada perawatan alat reproduksinya.

Minggu, 27 Juni 2010

lirik lagu

Lirik film “Doraemon”

Kona kotta iyyina
Dekitta liyiina
Annayu de konnayyu
Me it payi adhu kedo
Mina mina miyyina
Konanaye ndeku dedu
Kusyini nbaot kennayu theku dedhu
Sola ujiyuni tho dtha ina
Heh.. khakci kopta
Ang an gang totdemodayesyuki doraemon

resume buku

Seni memahami pasangan Anda “ cecil G. Osborne “, Gunung Mulia :Jakarta ‘90
10 petunjuk untuk istri :
1. Pelajari arti cinta yang sebenarnya
2. Hapuskanlah impian Anda akan “ pernikahan yang sempurna “ dan berusahalah mencapai “ pernikahan yang baik.
3. Temukanlah kebutuhan – kebutuhan pribadi dan unik suami anda dan berusahalah untuk memenuhinya.
4. Tinggakan semua ketergantungan pada orangtua dan kritik keluarga suami anda
5. Berikanlah pujian dan penghargaan dan bukan memintanya.
6. Tundukkanlah sifat posesif dan kecemburuan
7. Sambutlah suami anda dengan kasih sayang bukan dengan keluhan atau tuntutan
8. Tinggalkan keinginan untuk mengubah suami anda dengan kritikan atau serangan
9. Atasi “ sindrom ratu “
10. Berdoalah untuk mendapat kesabaran
8 tipe suami yang neurotis :
1. Suami yang suka marah, suka berbantah, suka menguasai ( artinya punya rasa rendah diri yang mendalam )
2. Suami yang kompulsif { punya desakan sesuatu }
3. Suami yang tidak komunikatif
4. Suami yang kekanak – kanakan
5. Hipokonndriak { kecemasan terhadap penyakit }
6. Suami yang pasif, pendiam dan penyendiri.
7. Suami yang playboy
8. Suami yang penuh perhitungan
8 tipe istri yang neurotis :
1. Istri yang terlalu dominan
2. Wanita yang narsis
3. Kekanak – kanakan
4. Suka memprotes pria
5. Yang martir { mengeluh dengan penyakit – pemyakinya }
6. Pasif – agresif { lebih agresif dengan kecendrungan pasif }
7. Pencemburu – posesif
8. Tertekan





Bila Hidup Sebuah Permainan”Cherie Carter-Scott”, Jakarta: Gramedia Pustaka’03
10 aturan untuk jadi manusia :
1. Anda akan memiliki sebuah tubuh
Penerimaan, harga diri, penghormatan, kenikmatan

2. Pelajaran akan disajikan kepada anda
Keterbukaan, pilihan, keadilan, kemuliaan

3. Tidak ada kesalahan, yang ada hanya pelajaran
welas asih, memaafkan, etika, humor

4. Sebuah pelajaran diulang terus sampai anda menguasainya
Kesadaran, kesediaan, hubungan sebab – akibat, kesabaran

5. Belajar tidak pernah selesai
Berserah diri, komitmen, kerendahan hati, kelenturan

6. “ disana “ tidak lebih baik daripada “ disini “
Mensyukuri, ketidakterikatan, kelimpahan, kedamaian

7. Orang lain hanya cermin dari diri anda
Toleransi, kejernihan, penyembuhan, dukungan

8. Apa yang anda perbuat dengan kehidupan anda, tergantung pada anda sendiri
Tanggung jawab, pelepasan, keberanian, kekuatan, petualangan

9. Semua jawaban ada pada diri anda
Mendengarkan, kepercayaan, ilham

10. Anda akan lupa semua ini disaat kelahiran anda
Iman, kebijaksanaan, ketidakterbatasan ( perbuatan anda )











Sikap dan Moral Penentu Kesuksesan”Sri Mulyati”, semarang : Sindur Press,’08

Membuat belajar semakin seru
1. Tulis ulang pelajaranmu alias dirangkum
2. Cari suasana yang enak, pake music atau sunyi
3. Pura – pura jadi guru, dengan mengajari teman yang kurang paham
4. Belajarlah di sore hari atau subuh tapi harus mandi dulu agar fresh
5. Hilangkan kebiasaan SKS

Vitamin yang perlu kita minum aagar bisa bekerja kerras dan tekun adalah vitamin disiplin diri dan semangat hidup.
Bedakan, disiplin mana yang dihadapi :
1. Disiplin alami
2. Disiplin palsu

Berbuatlah secara ikhlas dan tetap menjaga kesehatan agar tetap bisa bersemangat dalam menjalani hidup. Misalnya dengan makan teratur. Jadi, jangan pernah menyerah dalam melakukan segala aktivitas atau kegiatan. Selalu kobarka semangat kita dan terapkan kerja keras.

cerpen pertama

Pontianak, 26 Juni’10, 01:10pm
KEHILANGAN KADO
Hubungan ini telah terjalin 2 tahun lamanya, ketika hujan turun dan kami berteduh di halte bis di pinggir jalan raya.
“ basah, gak?” terdengar olehku seperti pertanyaan basa – basi yang basi tapi aku Cuma tersenyum dan menjawab,
“lumayan, abang ?” balasku ketularan basinya, come on!!! Sudah 2 tahun masih saja basi seperti ini. Ah, tak apa, masih bagus ada percakapan diantara kami, biasanya Cuma diam dan senyum.
“ rame juga neh, yang berteduh disini...” komentar basi Rangga sang pencuri hatiku ini,he,he
“adek ada ide brilian neh!..gimana kalau kita terobos saja, sekalian mandiin motor antik ini...” tawarku agak ragu bakal diterima.
“ adek tak mau berlama – lama dengan abang lagi ya...tapi tak apa – apa deh, yuk kita lanjut!” jawabnya bersemangat, sedang aku hanya berkerut kening dan tersadar saat Rangga berteriak memintaku untuk cepat duduk di boncengannya.
“ siap ya...yok kita come on!” kami melesat diantara kerumunan kendaraan yang sama – sama ingin cepat. Kami adalah manusia berrsemangat kodok yang terus saja bersemangat di saat hujan terus mengguyur bumi, dan bermental setengah kambing karena berusaha cepat sampai tujuan agar air tidak terus mengguyur tubuh kami. Satu lagi manusia yang bermental kambing 100% adalah bagi mereka yang dengan lapang dada berteduh di tempat – tempat yang cukup aman bagi dirinya agar tidak tertimpa air dari langit ini. Namun, tidak ada yang mempermasalahkan hal ini karena tidak ada satupun tokoh intelektual di dunia mengakui opini ini, dan ku harap tidak ada.
Di tengah lamunanku yang melayang jauh ke teori – teori tentang mental manusia, tiba – tiba aku dikejutkan dengan suara keras Rangga yang membentakku cukup keras hingga pada akhirnya kusadari bahwa aku tertidur dalam perjalanan, koq bisa??? Aku juga tak tahu. Baiklah karena aku telah sampai di kos maka sebaiknya tidur aku lanjutkan di kamarku. Da-da, Abang...gumamku dalam hati dan rangga telah berlalu dengan cepatnya.
ΩΩΩΩ------ΩΩΩΩ
“ tidaaaaaaaak.....!” aku bergegas bangun, mencari hape-ku, menyalakan notebookku, ada yang harus kulakukan. Hape-ku low batt, notebookku juga, listrik tidak menyala, Rangga datang dengan muka masam menggedor pintu kamarku, aku berteriak.....terkejut dan ternyata Cuma mimpi, ya mimpi yang aneh. Aku memang harus bangun lebih awal, persiapan diri untuk masuk kuliah lagi setelah liburan sekejap yang kuperoleh. Rutinitaspun otomatis berjalan, aku gosok gigi, mandi lalu sholat subuh dll. Aku berangkat ke kampus sendirian, orang – orang yang memadati jalan di mataku hanyalah seperti susunan antrean galon minyak tanah, wajahku mengkerut sepanjang perjalananku ke kampus, mataku bengkak dan bertambah kecil ukurannya karena bergadang semalaman, menunggu. Suasana hatiku tak enak banget serasa dipaksa makan durian, ingin muntah ingin menghindar ingin menangis. Betapa tidak, HARI INI ULTAHKU, KAWAN!!! Tak satupun teman – temanku yang ingat tak terkecuali sang pencuri hatiku, aku menunggu kabar dan doa baik dari teman – teman sejawatku, hingga 1 hari pasca hari ultahku, tak ada sobat yang menghubungiku, nasibku benar – benar malang.
Di kampus, suasana masih sepi. Aku menangis sepuasnya di kelas yang tak bersuara. Aku baru ingat jika hari ini aku masuk siang bukan pagi – pagi seperti ini. Cukup sudah penderitaanku. Hancur lebur hatiku tidak lebih sakit daripada diputuskan sang kekasih yang telah mendua.
Sahabat...
Kalian kemana...kemarin kemana...
Ingatkah kalian kemarin adalah hari spesial untukku...
Hari yang pernah kalian ramaikan dengan canda tawa dan doa khusus untukku
Kini, aku masih menginginkannya...
Tak satupun kudapatkan kabar dari kalian..
Sama seperti pangeranku,
Tak kudapat semua itu,
Tolong, jangan buat hatiku mendendam,
Jangan buat mataku menangis,
Hubungi aku dan jangan lupakan aku.
Kurasa tangisku sudah cukup, aku pulang dengan hampa. Aku termenung sepanjang jalan meskipun terus berusaha untuk konsen dalam berkendara tapi masih saja aku harus rela menerima umpatan dari pengendara lain. Bagiku tak masalah, di telingaku suara – suara mereka hanya terdengar seperti suara – suara angin ribut. Aku sampai di kos, aku tertidur, letih hingga gedoran pintulah yang membangunkanku, aku bangun dengan mata sembab dan penampilan kucel.
“ ada apa, Bang ?” tanyaku malas, sekilas ku pandang rangga menatapku terkesima.
“hai, jelek! Selamat ulang tahun ya...gak mau cuci wajah dulu?” ucap Rangga agak ragu, aku langsung berdiri dan segara melaksanakan saran yang terdengar di telingaku sebagai perintah.
“ ne, kado untuk yayangku...maaf ya telat, Abang lupa.” Ucapnya jujur dengan nada santai. What????? Aku cukup terkesima, terpukau dan terangsang untuk ngomel, ajaibnya lidahku kali ini bersikap tidak patuh terhadap otak yang memerintahkan untuk ngomel, tak ada satu katapun yang keluar dari mulutku. Aku terus terdiam.
“ dapat kado apa saja?di buka saja kadonya, gak apa – apa kok..” ujar Rangga mengalir bebas hambatan. Aku melirik sejenak, sikapnya merangsang lidahkku untuk berfungsi lagi. Aku menarik napas panjang.
“ kado dari siapa? Ini adalah kado pertamaku dan mungkin yang terakhir di ultahku kali ini. Kawan – kawanku sedang banyak kesibukan, ada yang tidak ada pulsa dan ada yang kekurangan waktu untuk hal – hal pribadinya, ada juga yang mengurus umatnya, ada yang sedang larut dalam pencariannya dan masih banyak lagi alasan – alasan yang dapat Abang karang sendiri sebagai pembelaan positif untuk kawan – kawanku yang tidak sempat mengingat ultahku.” Aku terdiam untuk mengatur napas, menahan tangis yang memaksa keluar.
“aku berusaha menyadari bahwa tidak semua orang yang menganggap hari kelahiran adalah moment yang paling penting bagi seorang manusia yang sangat membutuhkan orang – orang terdekatnya untuk memotivasi agar lebih giat hidup seiring bertambahnya usia. Mungkin hal ini adalah hal yang remeh tapi sangat berarti sekali bagiku, karena itu aku akan melakukan apa yang orang lakukan kepadaku. Hal itu disebabkan pikiran positifku yang menyatakan kemungkinan sikap seperti ini adalah yang terbaik bagiku sehingga sikap baik ini akan kulakukan ke orang – orang tersebut.....” Aku menangis bercampur kesal hingga kata “ aku “ yang keluar dari bahasa lisanku cukup mengejutkan Rangga yang kini giliran menghela nafasnya.
“maafkan Abang, dek...berpikir positif dan berbuat yang lebih baik dari orang lain, Abang rasa lebih bijak dan membantu memperbaiki hati adek yang menangis ini. Adek tampak lelah sekali, sebaiknya istirahat saja gak usah kuliah, kadonya di buka nanti saja. Abang berencana mengajak adek jalan malam ini, semoga adek bisa lebih sehat. Ok, abang berangkat kuliah dulu ya..” putus Rangga dengan suara parau dan perlahan beranjak meninggalkanku sendiri lagi, aku diam saja memandangi kepergiannya.
Aku kembali tertidur.
ΩΩ---ΩΩ
Malam, aku merasa segar, aku mempersiapkan diri untuk jalan dengan Rangga. Aku duduk dengan tenang di teras . pikiranku menerawang, senyumku mulai terkembang, bersyukur karena masih ada kekasih disampingku.
“Tit,tit,tit” ada sms masuk, aku tersenyum menebak isi smsnya dari Rangga yang mengabarkan untuk menuggunya di teras, lalu kubuka dan kubaca pesannya yang membuatku cukup shock.
“ maaf, yank..teman – teman SMA Abang ngajak ngumpul, besok saja ya, kita jalan. Gimana hadiahnya? Lucu, kan...pasti yayang tertawa ya...” isi sms yang polos dan ringan. Tanganku bergetar membacanya, bergegas aku masuk kamar dan mencari kadonya, dengan air mata yang mengalir deras kubuka kado pemberiannya, seketika aku langsung pingsan.
Ω----ΩΩ----Ω
Di pagi yang cerah ini, aku telah hidup normal. Aku tak lagi murung, aku tak lagi gundah, aku Cuma menjadi pribadi baru yang banyak diam. Semuanya berjalan normal dan statis termasuk “deodoran” hadiah dari Rangga yang tak pernah ku pakai, ku pajang di tepi dinding saja.
Cause everything gonna be ok!!!

Senin, 21 Juni 2010

  1. JUDUL

HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA PAPAN TULIS DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN SIKAP BELAJAR SISWA KELAS X DI MAN 01 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010


 

  1. LATAR
    BELAKANG

Pola pengajaran unit yang terdiri atas komponen – komponen kegiatan pendahuluan, kegiatan pengembangan dan kegiatan kulminasi. Pengajaran unit ini berdasarkan teori Gestalt dan member kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dan berorientasi pada seluruh pembangunan seluruh aspek pribadi siswa. Selanjutnya system instruksional yang terpusat pada perilaku siswa, yang membentuk sikap belajar para siswa, materi pelajaran yyang bersumber dari mata ajaran tertentu, strategi yang menunjuk pada kegiatan siswa untuk mencapai tujuan iinstruksional, aspek penunjang yang terdiri dari fasilitas, waktu, tempat dan perlengkapan, aspek kettenagaan yang terdiri dari gru dan siswa. Unsure penunjang yang sangat urgen dalam proses belajar mengajar adalah pemanfaatan medi pendidikan atau media instruksional. Pemanfaatan medi – media ini dimaksudkan untuk meminimalisir permasalahan yang mungkin terjadi dalam proses pembelajaran, seperti verbalisme , kekacauan dalam penafsiran, tidak fokusnya perhatian siswa dalam belajar, kurangnya respon siswa dalam belajar dan lain sebagainya. Papan tulis adalah salah satu contoh media yang paling mudah ditemukan di setiap sekolah. Pemanfaatan media ini dapat dijadiakan alternatif utama dalam proses belajar mengajar di sekolah, yang dari dahulu hingga sekarang papan tulis telah menjadi suatu icon bagi sekolah sehingga media ini hampir selalu ditemukan dalam setiap belajar mengajar. Namun, pemanfaatan media papan tulis secara efektif dalam upaya mentansfer sebuah materi, seringkali terabaikan. Banyak anggapan, papan tulis adalah media yanng dapat digunakan secara acak – acakan, yang penting materi pelajaran tercapai sehingga pemanfaatan media secara efisien disepelekan. Contohnya, ketika para murid mendapat materi kitabah dalam bahasa arab, maka bentuk pemanfaatan paapn tulis adalah membagi garis di papan tulis menjadi dua bagian, untuk memudahkan para siswa yang menulisnya secara bergantian di muka kelas tanpa merepotkan guru atau siswa yang mencatat di papan tulis dengan selalu menghapusnya dikarenakan banyak materi yang harus diitulis ulang sedangkan ukuran papan tulis yangm tidak terlalu besar untuk memuat tulisan.

Hal ini banyak terjadi sekolah, peneliti menggangap hal ini merupakan poin yang perlu dibahas keberadaanya, mengingat papan tulis mempunyai potensi besar untuk menjadi media abadi dalam dunia pendidikan. Permasalahan ini ada ketika peneliti mengadakan survei ke Madrasah Aliyah Negeri 01 Pontianak yang beralamat di jalan H. Haruna. MAN 01 Pontianak adalah salah satu sekolah dasar Islam jenjang atas di Pontianak yang menarik untuk diteliti karena sekolah ini cukup terkenal kemashurannya baik dalam segi prestasi yang telah dicapai hingga kualitas para lulusannya. Selanjutnya lokasinya yang agak jauh dari keramaian lalu lintas kendaraan yaitu di gang Apel 6 menjadikan keadaan belajar kondusif sekaligus berdampak tidak banyak kawan sejawat melakukan penelitian disana. Adapun guru – guru bahasa arab yang mengajar disana adalah alumnus STAIN Pontianak, kampus peneliti menempuh studi sekarang, sehingga memudahkan peneliti berinteraksi dan memperoleh data – data yang diperlukan untuk penelitian ini. Peneliti mengambil sampel di kelas X, yang merupakan siswa baru, yang akan dikaitkan dengan pemanfaatan media papan tulis secara efisien oleh guru dalam memberikan materi kitabah yang menjadi materi penganalan mata pelajaran baahasa arab tingkat awal pada kelas tersebut.

Penggunaan media dalam pengajaran bahasa menurut Soejoyo Dirjo soemarto, bertitik tolak pada teori yang menyatakan bahwa totalitas persentase banyaknya ilmu pengetahuan, keterampialan, dan sikap yang dimilki oleh seseorang yang terbanyak dan tertinggi melalui indra lihat dan pengalaman langsung melakukan sendiri, sedngkan selebihnya melalui indera dengar dan indera lainnya ( Azhar Arsyad, 2004:75 ).

Berdasarkan teori diatas, peneliti menitikberatkan penggunaan media papan tulis pada materi kitabah sesuai dengan permasalahan yang diperoleh di lapangan. Alim Ibrahim, seorang pemerhati pendidikan Kairo menyatakan guru yang tidak tahu memanfaatkan papan tulis untuk dipakai sebagai media itu sama dengan setengah guru karena papan tulis adalah suatu media ( murah ) yang memanfaatkan indra lihat para siswa setelah mereka bosan dengan indra dengar, dan pemanfaatan dua indra lebih baik daripada haanya satu indra.

Peneliti melakukan observasi dikelas X. Gambaran keadaan pada saat observasi itu adalah para murid banyak yang merasa asing dengan mata pelajaran bahasa arab disebabkan latar belakang pendidikan mereka yang dominan dari sekolah yang tidak memberikan mata pelajaran bahasa arab. Untuk meminimalisir keadaan tersebut, guru memulai pelajaran awalnya dengan materi kitabah huruf – huruf hijaiyah dan cara penyambungannya. Adapun media yang digunakan adalah papan tulis. Peneliti melihat kurang optimalnya dalam penggunaan media tersebut. Sekilas memang tampak biasa tapi hal ini menjadi menarik untuk diteliti karena sering terabaikan seiring banyaknya materi yang harus sampai diselesaikan sesuai batas akhir yang ditentukan.

Permasalahan yang akan dibahas oleh peneliti adalah pemanfaatan media papan tulis dalam proses pengajaran bahasa, namun masih luas dan kurang terarah. Oleh karena itu, peneliti menspesifikasinya menjadi Hubungan Pemanfaatan Media Papan Tulis Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Dengan Sikap Belajar Siswa Kelas X di MAN 01 Pontianak Tahun Pelajaran 2009 / 2010


 

  1. RUMUSAN
    MASALAH

    Permasalahan yang dibahas oleh peneliti adalah Hubungan Pemanfaatan Media Papan Tulis Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Dengan Sikap Belajar Siswa Kelas X di MAN 01 Pontianak Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Kemudian dapat dirumuskan sebagai berikut.

    1. Bagaimana pembelajaran Bahasa Arab Dengan Menggunakan Media Papan Tulis Di Kelas X MAN 01 Pontianak Tahun Pelajaran 2009/2010?
    1. Bagaimana Sikap Siswa Terhadap pembelajaran Bahasa Arab Dengan Menggunakan Media Papan Tulis Di Kelas X MAN 01 Pontianak Tahun Pelajaran 2009/2010 ?
    2. Adakah Hubungan Yang Signifikan Antara Pembelajaran Bahasa Arab Dengan Memanfaatkan Media papan tulis Dengan Dengan Sikap belajar siswa kelas X di MAN 01 Pontianak Tahun Pelajaran 2009/2010?


     

  2. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut.

  1. Mengetahui proses pembelajaran Bahasa Arab Dengan Menggunakan Media Papan Tulis Di Kelas X MAN 01 Pontianak Tahun Pelajaran 2009/2010.
  2. Mengetahui Sikap Siswa Terhadap pembelajaran Bahasa Arab Dengan Menggunakan Media Papan Tulis Di Kelas X MAN 01 Pontianak Tahun Pelajaran 2009/2010.
  3. Mengetahui Hubungan Yang Signifikan Antara Pembelajaran Bahasa Arab Dengan Memanfaatkan Media papan tulis Dengan Dengan Sikap belajar siswa kelas X di MAN 01 Pontianak Tahun Pelajaran 2009/2010.


 

  1. MANFAAT
    PENELITIAN
  2. Teoritik

    Menemukan teori – teori yang terkait dengan pengaruh desain papan tulis dalam materi kitabah terhadap sikap belajar bahasa arab pada murid baru kelas X khususnya di MAN Pontianak untuk diuji relevansinya.

  3. Praktis
    1. Bagi Guru

          Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap bisa membantu untuk memberikan alternative solusi berkenaan dengan pengaruh desain papan tulis dalam materi kitabah terhadap sikap belajar bahasa arab pada siswa kelas X di MAN 01 Pontianak.

    2. Bagi Peneliti

      Sebagai rujukan awal ketika peneliti telah menjadi guru dan menemukan masalah yang serupa dengan masalah yang telah diteliti.

    1. LANDASAN TEORI
      1. Konsep Pembelajaran
      1. Pengertian Pembelajaran

        Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari.

        Sedangkan mengajar memiliki pengertian sebagai Upaya guru untuk "membangkitkan" yang berarti menyebabkan atau mendorong seseorang (siswa) belajar. (Rochman Nata Wijaya,1992) dan Suatu usaha untuk membuat siswa belajar, yaitu usaha untuk terjadinya perubahan tingkah laku. (Gagne)

        Dan
        Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata "mengajar" berasal dari kata dasar "ajar" yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut)  ditambah dengan awalan "pe" dan akhiran "an menjadi "pembelajaran", yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. (KBBI)

        Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. (Wikipedia.com)

        Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.

        Instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. (Gagne dan Briggs,1979:3)

        Pembelajaran
        adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. (UU No. 20/2003, Bab I Pasal Ayat 20)

        Istilah "pembelajaran" sama dengan "instruction atau "pengajaran". Pengajaran mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan. (Purwadinata, 1967, hal 22). Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar (oleh siswa) dan Mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer, sedangkan mengajar adalah kegiatan sekunder yang dimaksudkan agar terjadi kegiatan secara optimal.

        Menurut Eggen & Kauchak (1998) Menjelaskan bahwa ada enam ciri pembelajaran yang efektif, yaitu:

        (1) siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan,

        (2) guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran,

        (3) aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian,

        (4) guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam menganalisis informasi,

        (5) orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir, serta

        (6) guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru.

        Adapun ciri-ciri pembelajaran yang menganut unsur-unsur dinamis dalam proses belajar siswa sebagai berikut :

        · Motivasi belajar

        Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaina usaha untuk menyediakan kondisi kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatau, dan bila ia tidak suka, maka ia akan berusaha mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi, motivasi dapat dirangsang dari luar, tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Adalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang/siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dihendaki dapat dicapai oleh siswa (Sardiman, A.M. 1992)

        · Bahan belajar

        Yakni segala informasi yang berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain bahan yang berupa informasi, maka perlu diusahakan isi pengajaran dapat merangsang daya cipta agar menumbuhkan dorongan pada diri siswa untuk memecahkannya sehingga kelas menjadi hidup.

        · Alat Bantu belajar

        Semua alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, dengan maksud untuk menyampaikan pesan (informasi)) dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (siswa). Inforamsi yang disampaikan melalui media harus dapat diterima oleh siswa, dengan menggunakan salah satu ataupun gabungan beberaapa alat indera mereka. Sehingga, apabila pengajaran disampaikan dengan bantuan gambar-gambar, foto, grafik, dan sebagainya, dan siswa diberi kesempatan untuk melihat, memegang, meraba, atau mengerjakan sendiri maka memudahkan siswa untuk mengerti pengajaran tersebut.

        · Suasana belajar

        Suasana yang dapat menimbulkan aktivitas atau gairah pada siswa adalah apabila terjadi :

        a. Adanya komunikasi dua arah (antara guru-siswa maupun sebaliknya) yang intim dan hangat, sehingga hubungan guru-siswa yang secara hakiki setara dan dapat berbuat bersama.

        b.Adanya kegairahan dan kegembiraan belajar. Hal ini dapat terjadi apabila isi pelajaran yang disediakan berkesusaian dengan karakteristik siswa.

        Kegairahan dan kegembiraan belajar juga dapat ditimbulkan dari media, selain isis pelajaran yang disesuaiakan dengan karakteristik siswa, juga didukung oleh factor intern siswa yang belajar yaitu sehat jasmani, ada minat, perhatian, motivasi, dan lain sebagainya.

        · Kondisi siswa yang belajar

        Mengenai kondisi siswa, adapat dikemukakan di sini sebagai berikut :

        a. Siswa memilki sifat yang unik, artinya anatara anak yang satu dengan yang lainnya berbeda.

        b. Kesamaan siwa, yaitu memiliki langkah-langkah perkenbangan, dan memiliki potensi yang perlu diaktualisasikan melalui pembelajaran.

        Kondisi siswa sendiri sangat dipengaruhi oleh factor intern dan juga factor luar, yaitu segala sesuatau yang ada di luar diri siswa, termasuk situasi pembelajaran yang diciptakan guru. Oleh Karena itu kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada peranan dan partisipasi siswa, bukan peran guru yang dominant, tetapi lebih berperan sebagai fasilitor, motivator, dan pembimbing.


         

      2. Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.

        Dengan demikian dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa komponen :

        1. Siswa

        Seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

        2. Guru

        Seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.

        3. Tujuan

        Pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik, afektif) yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

        4. Isi Pelajaran

        Segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

        5. Metode

        Cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.

        6. Media

        Bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa. Fungsi media pendidikan bagi peserta didik :

Cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.


 

  1. Pembelajaran adalah suatu aktivitas atau proses belajar mengajar yang sistematis dan sistemaatik yang terdiri dari banyak komponen. Pembelajaran berdasarkan keaktifan kedua belah pihak yang menjadi subyek pembelajaran, guru sebagai mengendalikan, memimpin dan mengarahkan proses belajar. Sedangkan peserta didik sebgai yang terlibat langsung yang dituntut secara aitif untuk terlibat dalam pengajaran. Bahasa arab merupakan salah satu bahasa asing yang diajarkan sekoleh-sekolah agama Islam dan sekolah umum di Indonesia adapun pembelajaran bahasa arab mempunyai empat kompetensi keterampilan berbahasa yang harus dikuasai yaitu:

    1. Kata media berasal dari bahasa latin " medius " yang artinya " tengah ". Secara umum, media adalah semua bentuk perantara untuk menyebar, membawa atau menyampaikan suatu pesan atau gagasan kepada penerima. Media pengajaran secara luas adalah :

      Setiap orang, bahan, alat atau kejadian yang memantapkan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan keterampilan dan sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah adalah media. ( Azhar Arsyad, 2004:74 ). Penyebutan media pengajaran yang pertama kalinya adalah visual education ( alat peraga pandang ), lalu merubah menjadi audio visual aids ( komunikasi pandang dengar ), dan seterusnya merubah menjadi educational technology ( teknologi pendidikan ). Khusus dalam bahasa arab disebut wasaa il alidhoh ( وسا ئل الاضاح ).

      Proses belajar yang diselenggarakan di sekolah secara formal, dimaksudkan untuk mengadakan perubahan terhadap siswa secara terencana, baik dari segi ilmu pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, antara lain terdiri dari murid, guru, petugas perpustakaan, kkepala sekolah, bahan atau materi pelajaran ( buku, modul, selebaran,majalah, rekaman video atau audio dan sebagainya ), dan berbagai sumber belajar serta fasilitas yang melengkapinya ( proyektor, perekam pita audio, video, radio, televisi, komputer, perpustakaan, laboraturium, dan lain sebagainya ). Para guru dituntut agar dapat menggunakan media belajar yang dapat disediakan oleh sekolah. Paling tidak seorang guru dapat menggunakan media belajar yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tapi merupakan keharusan dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran.

      Media pendidikan mempunyai fungsi yang besar di berbagai kehidupan, baik di kehidupan pendidikan maupun dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan seni kebudayaan. Dalam kehidupan pendidikan media komunikasi memberikan kontribusi yang besar dalam kemajuan maupun peningkatan mutu di suatu lembaga pendidikan. Dengan memakai media tersebut anak didik akan mudah mencerna dan memahami suatu pelajaran. Dengan demikian melalui pendekatan ilmiah sistematis, dan rasional tujuan pendidikan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Untuk mencapai pendidikan tersebut guru memberikan peran yang penting untuk menghantarkan keberhasilan anak didik, oleh karenanya dibutuhkan komunikasi yang baik antara guru dan murid, untuk menciptakan komunikasi yang baik dibutuhkan guru yang profesional yang mampu menyeimbangkan antara media pembelajaran dan metode pengajaran sehingga informasi yang disampaikan guru dapat diterima siswa dengan baik.Jadi tugas media bukan sebagai sekedar mengkomunikasikan hubungan antara pengajar dan murid namun lebih dari itu media merupakan bagian integral yang saling berkaitan antara komponen satu dengan komponen yang lain yang saling berinteraksi dan mempengaruhi. Media pembelajaran merupakan perantara atau alat untuk memudahkan proses belajar mengajar agar tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat, metodik dan teknik yang digunakan sebagai perantara komunikasi antara seorang guru dan murid dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan pengajaran di sekolah. Pada mulanya media hanya dikenal sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yakni yang memberikan pengalaman visual pada anak dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang komplek dan abstrak menjadi lebih sederhana, kongkret, mudah dipahami.

    Dewasa ini dengan perkembangan teknologi serta pengetahuan, maka media pembelajaran berfungsi sebagai berikut :

    a. Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan juga memudahkan pengajaran bagi guru.
    b. Memberikan pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi kongkret).

    c. Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya tidak membosankan).

    d. Semua indera murid dapat diaktifkan.

    e. Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.

    f. Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.

    Dengan konsepsi semakin mantap fungsi media dalam kegiatan mengajar tidak lagi peraga dari guru, melainkan pembawa informasi atau pesan pembelajaran yang dibutuhkan siswa. Hal demikian pusat guru berpusat pada pengembangan dan pengolahan individu dan kegiatan belajar mengajar.

    Sebagai seorang pendidik, fungsi dan kemampuan media sangat penting artinya. Media merupakan integrasi dari sistem pembelajaran sebagai dasar kebijakan dalam pemilihan pengembangan maupun pemanfaatan. Media pendidikan dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang gilirannya diharapkan mempertinggi hasil belajar yang hendak dicapai. Ada beberapa alasan media pembelajaran berkenaan dapat mempertinggi proses belajar siswa.
    Pertama, berkenaan dengan manfaat media pembelajaran, sebagai berikut :

    a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
    b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami dan dikuasai siswa.
    c. Metode pengajaran akan lebih variasi, tidak semata-mata komunikasi verbal.
    d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengar uraian guru, tetapi juga punya aktifitas lain seperti mengamati, merumuskan, melakukan dan mendemonstrasikan.

        Kedua, penggunaan media pembelajaran dapat mempertinggi proses dan hasil belajar yang berkenaan dengan taraf pikir siswa. Berfikir siswa dimulai dari yang kongkret menuju yang abstrak, dari yang sederhana menuju yang abstrak, dari yang sederhana menuju yang komplek. Dalam hubungan ini penggunaan media pembelajaran berkaitan erat dengan tahapan-tahapan berfikir mereka sehingga tepat penggunaan media pembelajaran disesuaikan dengan kondisi mereka sehingga hal-hal yang abstrak dapat dikongkretkan. Menurut Ensiclopedi of Educational Research, nilai atau manfaat media pendidikan adalah sebagai berikut

    a. Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berfikir sehingga mengurangi verbalitas.

    b. Memperbesar perhatian siswa.

    c. Meletakkan dasar yang penting untuk perkembangan belajar oleh karena itu pelajaran lebih mantap.

    d. Memberikan pengalaman yang nyata.

    e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu.

    f. Membantu tumbuhnya pengertian dan dengan demikian membantu perkembangan bahasa.

    g. Memberikan pengalaman yang tidak diperoleh dengan cara yang lain.

    h. Media pendidikan memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara guru dan murid.

    i. Media pendidikan memberikan pengertian atau konsep yang sebenarnya secara realita dan teliti.

    j. Media pendidikan membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan belajar.

    Pendidikan ditujukan untuk menghantarkan para siswa menuju pada perubahan tingkah laku. Perubahan itu tercermin baik dari segi intelek, moral maupun hubungannya dengan sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut siswa dalam lingkungan sekolah akan dibimbing dan diarahkan oleh guru dan siswa berperan aktif. Filsafat pendidikan memberikan kontribusi yang besar mengenai tujuan pendidikan, karena di dalam filsafat pendidikan mengandung nilai-nilai atau cita-cita yang mengatur tingkah laku atau perbuatan seseorang atau masyarakat. Dalam Undang-Undang Sistem Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3, disebutkan, bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak sertaperadaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

    Adapun jenis – jenis media yang dipergunakan untuk membantu proses pembelajarannya, berdasarkan segi perkembangan teknologi dibagi menjadi

  1. Di tengah makin banyaknya media pendidikan modern dengan berbagai kecanggihannya, seperti proyektor, televisi, ataupun komputer, kehadiran, papan tulis tetap diperlukan. Ruangan kelas tanpa papan tulis pasti akan terasa berbeda sekali, layaknya sayur tanpa garam yang terasa hambar. Begitu pentingnya keberadaan papan tulis, sehingga media yang satu ini tetap ada di ruangan-ruangan kelas sampai sekarang. Sayangnya, sering kali papan tulis yang telah menjadi ikon dari suatu kelas malah sering dibiarkan begitu saja, tidak kita manfaatkan atau mungkin kita sering memanfaatkannya namun hanya sekadar untuk kita isi dengan berbagai coretan-coretan, gambar-gambar, atau kata-kata yang justru malah semakin membingungkan siswa.

    Padahal papan tulis jika kita tahu cara menggunakannya, akan sangat membantu kegiatan belajar-mengajar di dalam kelas. Tentunya agar kehadiran papan tulis di ruangan kelas kita ini tidak sisa-sia, maka kita perlu mempelajari beberapa cara menggunakan papan tulis yang baik.

Papan tulis merupakan media yang tidak hanya digunakan di kelas saja, melainkan di kantor-kantor, rumah sakit-rumah sakit dan rumah tinggalpun menggunakan papan tulis. Kapan papan tulis mulai digunakan orang tak dapat diketahui dengan pasti. Berabad-abad lamanya telah dipakai orang bermacam-macam bahan untuk membuat papan tulis. Di antaranya yang paling lazim digunakan ialah papan tulis yang dibuat dari kayu yang dicat hitam. Dewasa ini warna papan tulis tidak hanya hitam, tetapi digunakan pula warna-warna lain dengan maksud untuk menambah efektivitas dan mengurangi kelelahan mata.

Fungsi papan tulis

Secara umum papan tulis dapat digunakan antara lain untuk:
1. Menuliskan pokok-pokok keterangan keterangan guru dalam mengajar secara klasikal.

2. Menuliskan rangkuman pelajaran dalam bentuk ilustrasi, bagan atau gambar sederhana.

3. Untuk meningkatkan motivasi siswa dengan jalan memberi kesempatan pada siswa untuk mengerjakan tugas dengan menggunakan papan tulis.


 

  1. Syarat warna

    Syarat-syarat yang berkaitan dengan warna papan adalah sebagai berikut ini.

    a. Mempunyai warna yang kontras dengan tulisan atau gambar.

    b. Papan tulis harus buram, tidak boleh mengkilat atau licin.

    c. Warna papan tulis harus serasi dengan warna dinding ruangan kelas.
    Bentuk dan ukuran

    a. Pada umumnya dahulu papan tulis yang digunakan adalah papan tulis yang bersandaran tetapi dewasa ini mulai banyak digunakan papan tulis yang dilekatkan pada dinding depan kelas dengan alasan lebih meng-hemat ruangan kelas.

    b. Di samping itu masih banyak bentuk-bentuk papan tulis yang lain seperti papan tulis lipat, papan tulis geser dan papan tulis gantung.

    c. Ukuran papan tulis dinding sekurang-kurangnya adalah 3 m x 1,20 m, atau disesuaikan dengan luas dinding depan ruangan kelas.

    Pemasangan dan letak

    a. Papan tulishendaknya dipasang cukkup tinggi, sehingga semua peserta didik dapat melihat dengan jelas.

    b. Jika ada bagian papan tulis yang mengkilat, karena sering dipakai, hendaknya dipasang tirai pada jendela untuk menahan cahaya yang masuk.

    c. Jika penempatan papan tulis pada dinding, perlu diperhatikan tinggi papan tulis dari lantai sehingga mudah dicapai oleh peserta didik. Bila perlu lantai depan dibuat sedikit lebih tinggi dari lantai ruangan kelas.

    d. Jika digunakan papan tulis yang bersandaran usahakan letak papan tulis itu tidak terlalu dekat dengan deretan bangku peserta didik paling depan (minimal 2,50 m).

    e. Apabila ruangan kelas berisi papan tulis lebih dari satu, sebaiknya salah satu atau keduanya tidak permanen pemasangannya.

    Alat Teknis Papan Tulis

    Untuk membantu memperlancar penggunaan papan tulis, guru dapat dibantu oleh beberapa alat seperti cetakan papan tulis, stensil papan tulis, pantograf, mistar, jangka kayu, dan proyektor opaque. Penggunaan cetakan papan tulis akan banyak membantu guru yang kurang baik dalam menggambar. Dengan bantuan alat ini guru dapat tertolong untuk membuat gambar dengan cepat walaupun hanya merupakan pola dari gambar yang akan dibuat. Stensil papan tulis sebenarnya adalah merupakan pola dari gambar pada kertas manila, di mana pada pola tersebut dibuat lobang-lobang, dengan menempelkan kertas manila tersebut pada papan tulis dan membubuhkan debu kapur yang ada pada penghapus, kemudian mengangkat kembali kertas tersebut maka terlihat titik-titik bekas kapur tersebut pada papan tulis. Selanjutnya guru menghubungkan titik-titik tersebut dan terbentuklah pola gambar yang kita inginkan. Keuntungan dari penggunaan cetakan papan tulis dan stensil papan tulis adalah menghemat waktu dan dapat dipergunakan berkali-kali serta murah dan mudah dibuat.

    Pantograf adalah alat bantu untuk memperbesar gambar sesuai dengan kebutuhan atau kehendak guru, dengan memperbesar gambar yang mestinya hanya dilihat secara per-seorangan dapat dilihat secara klasikal setelah digambar melalui pantograf. Penggunaan proyektor opaque di sini adalah sebagai alat bantu untuk memperbesar gambar atau illustrasi, yaitu dengan memproyeksikan ke papan tulis dan kemudian guru membuat gambar tersebut, maka guru akan memperoleh gambar yang cukup besar dan dapat dilihat oleh seluruh siswa di kelas. Guru dapat juga menggunakan gambar atau peta tetap, yaitu gambar atau peta yang dibuat tetap pada permukaan papan tulis.

    Papan Tempel

    Papan tempel adalah sebilah papan yang fungsinya untuk tempel-menempel suatu pesan. Pada mulanya maksud dan tujuan penggunaan papan tempel adalah untuk menem-pelkan catatan-catatan, mengumumkan kejadian yang akan datang, menempelkan peraturan-peraturan sekolah dan lain-lain. Namun pada masa sekarang papan tempel ini telah dianggap sebagai media pendidikan yang penting, sebagai tempat untuk menyelenggarakan suatu display yang merupakan bagian aktivitas penting suatu sekolah. Yang termasuk prinsip kerja papan tempel ini ialah papan pengumuman, papan visual, papan demonstrasi, papan pameran, papan magnit dan majalah dinding.

    Fungsi umum papan tempel

    Karena papan tempel ini banyak macamnya, maka fungsinya secara umum dapat dikemukakan antara lain:

    a. Sebagai papan pengumuman/pemberitahuan.

    b. Sebagai tempat display hasil karya anak-anak di bawah bimbingan guru.
    c. Sebagai papan demonstrasi untuk pelajaran tertentu bagi guru.
    d. Sebagai tempat menempelkan poster-poster.

    Beberapa hal yang harus dikerjakan guru sehubungan dengan penggunaan papan tempel antara lain:

    a. Membimbing daya cipta yang laten pada anak-anak.

    b. Menyarankan ide-ide, bila peserta didik mendapat kesulitan guru wajib memberikan saran- saran.

    c. Memberikan petunjuk mengenai komposisi warna, mengarahkan kerja anak ke tujuan yang diinginkan.

    d. Memberikan pandangan dan penilaian terhadap hasil karya peserta didik.

    Tugas-tugas yang dikerjakan siswa antara lain

    a. Mencari bahan atau membuat bahan yang ada hubungannya dengan pelajaran tetentu atau topik tertentu.

    b. Menentukan komposisi dan warna yang harmonis di bawah bimbingan guru.
    c. Memelihara dan tahu penggunaan alat-alat teknis pembuatan seperti; gunting, pisau, pena, kuas dan catnya.

    d. Memelihara papan tempel secara beregu dan memberi-kan penjelasan kepada teman-teman yang memerlu-kannya.

    Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan

    a. Pilihlah bahan yang ada atau erat hubungannya dengan pelajaran dan berita-berita yang hangat atau masalah-masalah yang ada hubungannya dengan pendidikan dan ilmu pengetahuan.

    b. Usahakan warna-warna yang menarik perhatian penonton.
    c. Pakailah huruf-huruf yang sederhana, caption-caption yang ringkas, bila perlu diberi garis bawah.

    d. Usahakan variasi penempatan gambar-gambar dan isi papan tempel hendaknya sering diganti agar tidak membosankan.

    Pembuatan dan pemasangan

    a. Bahan untuk membuat papan tempel dapat dibuat dari yang murah sampai yang mahal. Pada umumnya dibuat dari kayu biasa (keras), dari softboard atau hardboard, tetapi dapat juga dibuat dari yang murah, yaitu sepotong anyaman kepang dari bambu yang dilapisi karung yang diberi bingkai.

    b. Ukuran minimum ialah 1 X 0,80 meter atau lebih luas lebih baik, karena akan memberikan kesempatan yang sebanyak-banyaknya kepada peserta didik untuk berkreasi.

    c. Warna hendaknya disesuaikan dengan warna dinding kelas, alasnya dibuat berwarna muda, sedangkan bingkainya berwarna tua.

    d. Letak pemasangan hendaknya pada tempat yang cukup lapang bagi kumpulan peserta didik yang melihatnya, mendapat cahaya yang cukup dan dipasang setinggi garis mata anak.

    e. Rencanakan pembuatan bersama-sama guru dan peserta didik, agar hasil yang dicapai baik.

    Papan Flanel

    Papan flanel atau flanel board, yang sering juga disebut felt board atau visual board adalah suatu papan yang dilapisi kain flanel atau kain lain yang berbulu, di mana padanya dilekatkan potongan-potongan gambar atau simbol lain.Gambar-gambar atau simbol-simbol itu biasa disebut item papan flanel.

    Dengan item ini kita dapat menerangkan atau menjelaskan sesuatu masalah.Agar item tersebut dapat melekat pada papan flanel maka di belakang item ditempelkan kain flanel atau kertas ampelas atau karet busa. Selain bahan tersebut dapat juga digunakan Velcro Hooks, yaitu berpa cakar-cakar kecil berbentuk mata kail dari plastik yang dapat digunakan untuk mengaitkan benda-benda kecil atau gantungan yang tidak berat pada bahan berbulu.

    Kegunaan Papan Flanel

    a. Dapat dipakai untuk semua tingkat dan jenis sekolah serta untuk pelajaran apa saja.
    b. Dapat dipakai untuk menerangkan perbandingan, perkembangan atau atau persamaan secara sistematis, sambil menambahkan item satu persatu.
    c. Dapat memupuk belajar secara efektif kepada peserta didik, yaitu dengan memberi kesempatan untuk menempelkan item sesuai dengan osisi yang tepat atau tugas guru.

    Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian

    a. Letakkan papan flanel setinggi garis mata anak, agar semua anak dapat melihat dengan jelas.

    b. Item flanel hendaknya dibuat cukup besar untuk dapat dilihat dengan jelas oleh peserta didik yang duduk pada bangku paling belakang.
    c. Jangan terlalu banyak menempelkan item pada suatu saat agar tidak membingungkan siswa.

    d. Letakkan item yang penting saja dan letakkan secara sistematis.
    e. Siapkan item-item sebelum pelajaran dalam rurutan yang teratur sesuai dengan urutan sajian yang akan diberikan.

    f. Cobakan item itu satu persatu, agar dapat diketahui apakah semua item dapat menempel dengan baik.

    g. Warna papan flanel hendaknya warna muda dan item dengan warna tua agar terjadi kontras yang setinggi-tingginya.

    h. Sebaiknya papan flanel sedikit dicondongkan ke belakang dan pada waktu menempelkan item hendak-nya sedikit ditekan dan digeser ke bawah agar dapat menempel dengan kokoh.

    Papan Magnet (White Board)

    Papan magnet atau lebih dikenal "White Board" atau "magnetic Board" adalah sebilah papan yang dibuat dari lapisan email putih pada sebudang logam sehingga pada papan ini dapat ditempelkan benda-benda yang tidak berat jika pada alasnya direkatkan sepotong magnet. Permukaan papan magnet itu bisa digunakan sebagai papan tulis dengan menggunakan spidol khusus (board marker).Tulisan pada papan putih ini dapat dihapus de-ngan mudah, yaitu dengan alat penghapus papan tulis biasa.

    Papan magnet/ papan putih ini dapat berfungsi ganda, yaitu sebagai papan tulis dan sekaligus sebagai papan flanel (sebab berlapis pelat logam), serta dapat pula dipakai sebagai layar untuk memproyeksikan film atau slides.

Cara Penggunaan Papan Tulis yang Baik

Beberapa hal yang perlu diperhatikan bila menggunakan papan tulis ialah:
a. Papan tulis diusahakan selalu bersih sebelum dipakai.

b. Tulisan pada papan tulis hendaknya mudah dibaca.

c. Kapur tulis dapat diruncingkan atau ditumpulkan sesuai dengan kebutuhan.
d. Tulisan pada papan tulis hendaknya teratur dan urut, jangan meloncat-loncat agar tidak membingungkan siswa.

e. Untuk memberikan penjelsan dalam beberapa hal, gunakan kapur berwarna.

f. Berilah garis bawah untuk kata-kata atau istilah-istilah yang penting

g. Usahakan pada waktu menulis sedapat mungkin tulisan yang sedang ditulis langsung dapat dilihat oleh peserta didik.

Tersedianya papan tulis dalam ruang kelas belajar sangat membantu guru dalam mengajar. Namun demikian tidak semua guru menyadari bahwa mengajar dengan papan tulis ada etikanya. Berikut ini adalah beberapa tips ketika mengajar dengan menggunakan papan tulis:

Tentunya agar kehadiran papan tulis di ruangan kelas kita ini tidak sisa-sia, maka kita perlu mempelajari beberapa cara menggunakan papan tulis yang baik. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengoptimalkan penggunaan media papan tulis.

Pertama,
biasakan mengawali pelajaran dengan keadaan papan tulis bersih. Papan tulis yang bersih akan membantu menghemat waktu, ketika kita akan menuliskan sesuatu di papan tulis saat sedang mengajar, sekaligus papan tulis yang berada dalam keadaan bersih menunjukkan bahwa kita siap mengajar siswa dan siswi.

Kedua, tuliskan topik pelajaran di bagian atas papan tulis dan biarkan untuk bisa terus dilihat oleh siswa selama mungkin, sampai pelajaran kita berakhir. Menuliskan topik pelajaran sangat berguna, supaya siswa bisa terus mengingat akan apa yang ia sedang pelajari, ini penting karena setiap hari siswa dan siswi kita biasa belajar lebih dari satu mata pelajaran. Selain itu, dengan menuliskan topik pelajaran di papan tulis akan berguna ketika ada siswa yang terlambat masuk, tidak perlu lagi bertanya-tanya kepada temanya dan lantas menimbulkan kegaduhan di kelas. Ketiga, sediakan tempat yang kosong di papan tulis agar kita bisa menuliskan kata-kata kunci. Jika kita menuliskan seluruh bahan pelajaran di papan tulis, akan lebih banyak waktu yang dipergunakan siswa untuk mencatat apa yang terpampang di papan tulis daripada memperhatikan penjelasan kita. Keempat, untuk beberapa mata pelajaran yang sering kali perlu menuliskan perhitungan, maka kita bisa menuliskannya di bagian sudut papan tulis. Kelima, hindarkan memenuhi papan tulis dengan terlalu banyak coretan, garis, gambar yang bisa membuat siswa bingung. Usahakan agar seluruh yang kita tulis di papan tulis dapat dibaca dengan jelas oleh seluruh siswa. Keenam, hindari selalu berdiri di depan apa yang kita tuliskan di papan tulis, karena hal ini akan menghalangi siswa yang akan mencatat apa yang kita tuliskan. Ketujuh, hapuslah seluruh kata-kata, gambar, bagan di papan tulis yang memang akan kita hapus agar tidak membuat siswa kebingungan. Kedelapan, pada saat kita menulis di papan tulis biasakanlah untuk tidak menulis sambil berbicara, kita baru berbicara setelah kita selesai menulis.

Untuk mengecek sudah seberapa jauh kita berhasil mengoptimalkan penggunaan media papan tulis ini, maka kita bisa mengeceknya dengan melihatnya dari jarak-jarak tertentu di sela-sela waktu kita mengajar.


 

  1. Apabila kita menggunakan papan tulis dengan benar, maka keuntungannya antara lain :
    1. Dapat digunakan di segala jenis dan tingkat lembaga pendidikan.

    2. Mudah untuk mengawasi keaktifan-keaktifan kelas.

    3. Lebih ekonomis, karena mudah untuk ditulisi dan dihapus kembali dan dapat dipakai berkali-kali.

    4. Bila perlu guru dapat mempersiapkan terlebih dahulu tulisan di papan tulis, kemudian membalikkannya atau menutup dengan tirai hitam.

    Kelemahan penggunaan papan tulis :

    1. Apabila guru terlalu lama menulis di papan tulis, maka aktivitas peserta didik sukar diawasi.

    2. Debu kapur tulis dapat terhirup guru dan dapat mengganggu kesehatan.

    3. Bagi guru yang tulisannya kurang bagus, maka akibatnya dapat kurang menguntungkan bagi guru sendiri maupun peserta didik.

    Keuntungan-keuntungan penggunaan papan tempel

    a. Menarik perhatian sebagian besar peserta didik, karena letaknya yang strategis dan mudah dilihat.
    b. Berguna untuk memberitahukan sesuatu, menyarankan perubahan tingkah laku, menyegarkan suasana kelas dan memperjelas pengertian anak.
    c. Memberikan kesempatan pada anak untuk bekerja kelompok, mendorong kreativitas.
    d. Dapat menghemat waktu bagi guru dan peserta didik-peserta didik.
    e. Membangkitkan rasa keindahan, karena susunan yang beraneka ragam, harmonis dan menyenangkan.
    f. Memupuk rasa tanggung jawab bersama atas pekerjaan yang dihadapi dan rasa cinta terhadap hasil kerjanyaserta suka menghargai hasil pekerjaan orang lain.

    Kelemahan-kelemahan penggunaan papan tempel

    1. Guru tidak dapat memastikan apakah semua peserta didiknya sudah melihat hal-hal yang ditempelkan pada papan tempel.
    2. Bila papan itu tidak tertutup kaca atau pengaman yang lain, kemungkinan terjadi gangguan dari anak-anak yang tidak bertanggung jawab.
    3. Bila terlalu lama dipasang akan membosankan orang yang melihatnya.

    Keuntungan penggunaan papan flanel

    Beberapa keuntungan penggunaan papan flanel antara lain ialah:
    a. Dapat dibuat sendiri oleh guru atau guru bersama peserta didik.
    b. Item-item dapat dilekatkan menurut kedudukan yang dikehendaki oleh guru.
    c. Dapat dipersiapkan terlebih dahulu dengan teliti.
    d. Item-item yang sudah dibuat dapat dipergunakan berkali-kali sehingga menghemat waktu dan tenaga.
    e. Memungkinkan guru menyiapkan bahan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik pada suatu saat.
    f. Menghemat waktu dan tenaga bagi guru, karena guru hanya menerangkan hal-hal yang perlu saja.

    Kelemahan penggunan papan flanel

    Kelemahan penggunaan papan flanel sebenarnya tidak terletak pada peralatan fisik-nya, tetapi lebih banyak pada kurangnya persiapan dan kurang trampilnya guru dalam menggunakannya.

Beberapa keistimewaan papan magnet

Sebagai papan tulis, papan magnet mempunyai keistimewaan antara lain:
a. Alat tulis untuk papan ini dibuat khusus (board marker), sehingga mudah dihapus dengan penghapus papan tulis biasa.
b. Karena guru memakai spidol, maka ia tidak kuatir lagi terkena debu kapur tulis seperti jika menggunakan papan tulis biasa.
c. Bentuk papan ini dibuat sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipindah-pindahkan dan papan dapat dibalik dengan ringan, yaitu dengan cara memutarnya.
d. Tulisan yang lebih terang dan berwarna-warni akan lebih meningkatkan perhatian siswa dan semangat belajarnya.

Dibandingkan dengan papan flanel, harga papan magnet atau papan putih ini memang lebih mahal, namun jika dibandingkan dengan keuntungan yang diperolehnya penggunaan papan putih ini akan lebih menguntungkan.

Beberapa kelebihan

a. Tempelan pada papan magnet lebih kuat dan pada papan ini dapat juga ditempelkan benda-benda tiga dimensi ukuran kecil (artinya benda yang tidak terlalu berat).

b. Jika dipakai di lapangan terbuka untuk memvisuali-sasikan pelajaran olah raga, angin tidak mudah menerbangkan apa yang ditempelkan pada papan tersebut.

c. Simbol-simbol yang diberi magnet dapat dipindah-pindahkan tanpa mengangkatnya terlebih dahulu, tetapi cukup dengan meluncurkannya.

d. Di samping tiga keunggulan di atas, penggunaan papan magnet ini lebih dirasakan bergengsi jika dibandingkan dengan menggunakan papa tulis biasa atau papan flanel.

  1. Ketika seorang anak lahir dia belum mempunyai  bentuk kepribadian selama dua atau tiga tahun dia hidup dan tumbuh dengan beragam tingkah laku, baik yang kurang baik maupun yang baik, seperti dapat membedakan bagian tubuh dengan bagian lainnya dan masih banyak lagi yang lain hingga usianya dewasa. Sikap diri tumbuh bersama interaksi sosial. Sebagai anak yang berinteraksi dengan objek dan orang, dia menyadari dirinya sebagai objek terpisah dan nyata dari beragam objek dan orang lain, (Lindersmith and Strauss, 1968). Dalam proses berinteraksi dengan orang lain anak, mulai mengaku bahwa aksi orang lain kepadanya adalah pasti dan dia mulai merespon ulang dengan reaksinya sendiri. Dan dengan kemampuan individu dia mengharapkan reaksi berbeda dari orang lain. Anak-anak akan belajar memikirkan sifat kepribadian yang ditiru dari orang lain, sebagai contoh, seorang anak menangkap atau meniru sesuatu yang dia temui dengan kecerdasannya ia mulai mengharapkan pengenalan baru dalam berkreasi kembali dan akan dipertimbangkan dengan menggunakan kecerdasannya. Kemampuan kecerdasan ini akan menunjukkan perbedaan dengan yang lainnya dan melihat dirinya sebagai salah satu objek, memberikan rasa percaya diri dan sikap tentang dirinya dinamakan konsep diri. Teori interaksi simbolik pada diri menurut Kinch (1963) adalah konsep diri sebagai pengorganisasian dari mutu (cara dimana individu dapat mengekspresikan analisis, intelegen dan aturan dimana dia berada : diri sendiri-ayah, profesor, dan semacamnya) yang mana pengekspresiannya kedirinya sendiri. Kemudian mendefenisikan dalil dasar dan teori formal itu :

    1. Konsep pribadi adalah didasarkan pada persepsinya terhadap cara-cara orang lain menanggapi respon dari dirinya

    2.  Konsep pribadi berfungsi untuk mengarahkan tingkah lakunya


 

  1. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Secara teknis, diartikan pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian.

    Maka hipotesis yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh desain papan tulis dalam materi kitabah terhadap sikap belajar bahasa arab pada siswa kelas X di MAN 01 Pontianak.


     


     

    1.     Penelitian adalah penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah untuk memperoleh informasi yang berguna dan dapat dipertanggungjawabkan dengan tujuan untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yang berssifat ilmiah, melalui prosedur ilmiah. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Metode korelasional bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasi – variasi pada suatu factor berkaitan pada satu atau lebih factor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Menggunakan pendekatan kuantitatif dikarenakan untuk menjawab permasalahan, peneliti menyeneralisasikannya.

    2. Definisi operasional merupakan upaya peneliti dalam melekatkan arti pada suatu produk / variable dengan cara menetapkan kegiatan – kegiatan atau tindakaan – tindakan yang perlu dilakukan untuk menguji variable itu.—

      Definisi operasional dalam penelitian ini meliputi :

    3.     Yang dimaksud dengan pengaruh pemanfaatan media papan tulis adalah akibat positif yang dihasilkan dari pemanfaatan media papan tulis secara baik dan benar

    4. Sikap belajar bahasa arab artinya pandangan tentang cara belajar yang baik tentang bahasa arab.


       


       

    5. Penelitian ini dilakukan pada hari Selasa bulan Juni 2009, pukul 10.00 WIB di kelas X B, MAN 01 Pontianak. Pemilihan waktu dan tempat tersebut berdasarkan pertimbangan – pertimbangan berikut. Pada setiap hari Selasa pukul 10.00 WIB adalah jadwal rutin pelajaran bahasa arab dana alasan memilih MAN 01 Pontianak karena kawan-kawan sejawat peneliti belum ada yang meneliti disana dan guru bahasa arab yang membantu proses pencarian data adalah alumnus dari kampus tempat peneliti menempuh jenjang pendidikan tinggi sekarang, yaitu STAIN Pontianak.

    6. Populasi adalah keseluruhan anggota subjek penelitian yang memiliki kesamaan karakteristik. Berdasarkan definisi tersebut, maka yang akan menjadi populasi dalam penelitian tersebut adalah para siswa baru kelas X MAN 01 Pontianak.

      Sampel adalah sebuah kelompok anggotabyang menjadi bagian populasi sehingga juga memiliki karakteristik populasi. Maka sampel yang diambil adalah siswa kelas X B.

    7. Teknik adalah cara yang digunakan dalam penelitian. Alat pengumpul data (instrument) adalah alat yang digunakan pada saat peneliti menggunakan suatu metode. Teknik pengumpulan data secara tepat merupakan hal yang sangat penting, hal ini terkait dengan penyesuaian permasalahan yang diangkat peneliti. Berdasarkan judul yang dipilih oleh peneliti, maka penelitian ini menggunakan alat pengumpul data sebagai berikut.

      Teknik observasi langsung adalah pengamatan langsung oleh peneliti ditempat berlangsungnya peristiwa, sehingga peneliti berada bersama objek yang diteliti. Bisa dikatakan bahwa teknik ini adalah cara pengambilan yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian secara langsung ditempat kejadian. Teknik ini dilakukan untuk

      Sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.

    8. Adapun metode yang digunakan peneliti adalah Uji Data Dua Sampel Berhubungan (Dependent). Uji dua sampel berhubungan di bagi menjadi 3 alat uji, yaitu; uji Wilcoxon, Sign Test (uji tanda) dan Uji McNemar.

      Peneliti menggunakan Uji Wilcoxon merupakan alternatif untuk uji t data berpasangan (t-paired), bedanya yaitu pada Wilcoxon data harus dilakukan pengurutan (ranking) kemudian baru diproses. Sedangkan uji t paired bisa langsung diproses karena tipe data uji t paired adalah interval/rasio, selain itu uji t-harus memenuhi uji normalitas data sedangkan Wilcoxon tidak perlu.


       


       


       


       


       


       


       


       


       

    9. Arsyad, azhar.2001. Bahasa
      Arab
      dan
      Metode
      Pengajarannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

      -----------------.2008. Media
      Pembelajaran, Jakarta : Raja Grafindo Persada

      Ryhari, Ahmadi dan Abu Ahmad, Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta, 2000

      Tarigan, HG, Tarigan, Jago, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Bandung, Angkasa : 1994

      Hamalik, Oemar. Psikilogi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2007

      Darwyan syah, dkk. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada, 2009

      Mu'in, Abdul. Analisis Kontrastif : Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia

      Fremantle, David. How to Choose. Jakarta : Buana Ilmu Populer , 2002

      Elder, Linda dan Richard Paul. 25 Hari Menciptakan Pikiran yang Lebih Positif, Kuat dan Membahagiakan.

      Thoifuri. 2008. Menjadi Guru Inisiator. Semarang: Rasail.

      Izzan, ahmad. Metodologi pembelajaran bahasa arab. Bandung : Humaniora. 2009